3 Flipbook Keragaman Budaya Indonesia Selain rumah adat, pakaian adat, dan tarian daerah ada bentuk kebudayaan yang lain yaitu lagu daerah. Lagu daerah menggunakan syair dengan bahasa daerah asalnya. Sebuah tarian atau seni pertunjukan menjadi lebih indah bila didukung dengan nyanyian. Ilustrasi Kebudayaan Nusa Tenggara Barat. Foto Tenggara Barat atau disingkat NTB adalah provinsi yang berada di bagian barat kepulauan Nusa Tenggara Indonesia. Provinsi ini memiliki 378 pulau kecil dan dua pulau pulau besar di Nusa Tenggara Barat yaitu Lombok yang mayoritas penduduknya merupakan suku Sasak dan pulau Lombok yang didominasi oleh suku Bima. Ibu kota provinsi Nusa Tenggara Barat adalah kota Mataram yang berada di Nusa Tenggara Barat sendiri memiliki beberapa kota dengan keanekaragaman budaya dan adat istiadat masing-masing. Ingin tahu apa saja keragaman di NTB? Simak ulasan lengkapnya di Kebudayaan Nusa Tenggara Barat. Foto Nusa Tenggara Barat yang BeragamDirangkum dari buku Ayo Mengenal Indonesia Nusa Tenggara oleh Taqiyya Putri NS, sama seperti darah lainnya, NTB juga memiliki suku, bahasa, rumah adat, pakaian, dan tarian daerah yang di Nusa Tenggara BaratAda banyak suku yang mendiami NTB seperti suku Sasak, Sumbawa, Bali, dan Jawa. Namun, mayoritas penduduk NTB adalah suku Sasak yang berasal dari Lombok. Sementara, kelompok etnis terbesar di Nusa Tenggara Barat adalah masyarakat Bima dan Daerah Nusa Tenggara BaratTercatat memiliki beberapa bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Nusa Tenggara Barat, seperti bahasa daerah Sasak, Mbojo, Bojo dan Bali. Walaupun memiliki bahasa daerah yang beragam, sehari-harinya masyarakat setempat menggunakan bahasa Adat Nusa Tenggara BaratRumah adat dari Nusa Tenggara Barat yang paling terkenal yakni rumah adat sade berasal dari suku Sasak. Rumah adat ini terletak di desa Rembitan, Lombok Tengah. Sampai sekarang, masyarakat sekitar masih memegang teguh tradisi dan kelestarian rumah adat sade. Suku Sasak percaya bahwa untuk membangun rumah adat terdapat aturan yang harus dipatuhi. Misalnya waktu yang tepat untuk mendirikan rumah adat. Jika aturan tersebut diabaikan, akan ada nasib buruk ketika menempati rumah Adat Nusa Tenggara BaratPakaian adat suku Sasak bernama lambung. Pakaian ini dikenakan khusus oleh wanita pada waktu menyambut kedatangan tamu dan saat upacara adat mendakin atau lambung berwarna hitam dan memiliki bentuk kerah baju “V”. Pakaian ini dihiasi manik-manik pada tepian jahitan dan dilengkapi dengan selendang yang bercorak pada bahu kanan dan pakaian lambung merupakan kain panjang yang dililitkan pada pinggang. Pakaian ini juga dilengkapi aneka ragam aksesori seperti anting berbentuk bulat, gelang tangan dan bunga mawar yang terselip pada sanggulan Daerah Nusa Tenggara BaratTari oncer merupakan salah satu tari daerah suku Sasak. Tarian oncer dimainkan oleh tiga kelompok, di mana masing-masing kelompok terdiri dari 6-8 penari yang bertugas membaca kencang dan dua orang membawa gendang dan satu orang membawa lainnya yang perlu diketahui yakni bahwa, tari oncer selalu memerankan sosok laki-laki karena tari ini menggambarkan suasana perang. Namun, perannya bisa dilakukan oleh semua gender. Alat musik yang digunakan saat mementaskan tari ini adalah gendang, gong, ceng-ceng, rincik, suling, dan reong. KeunikanRumah Adat Nusa-Tenggara-Barat. 23/07/2022 23/07/2022 - by steve jobs. Keunikan Rumah Adat Nusa-Tenggara-Barat – Perlu kita ketahui indonesia merupakan negara yang kaya akan adat istiadat dan budaya, salah satu yang terkenal adalah rumah adatnya. Setiap daerah di indonesia memiliki Read More. Cari untuk:
Upacara Adat Nusa Tenggara Barat Penduduk Nusa Tenggara Barat memiliki sejumlah upacara adat yang berhubungan dengan lifecycle daur hidup manusia mulai dari peristiwa kelahiran hingga kematian. Upacara adat tersebut diselenggarakan secara turun temurun oleh masyarakat. Dalam ritual upacara itu, diadakan sesaji dan selamatan. 1. Upacara Adat Kelahiran Upacara ini diadakan untuk menyambut kelahiran sang bayi. Wanita yang hamil untuk pertama kalinya biasanya mengadakan suatu upacara pada usia kandungan tujuh bulan. Oleh suku bangsa Sasak upacara ini disebut biretes, sedangkan oleh suku bangsa Sumbawa disebut bisetian. Suku bangsa Bali di Lombok menyebutnya nelahin basang. Upacara ini bertujuan untuk memberi keselamatan kepada calon ibu dan bayinya yang masih dalam kandungan. Di kalangan Suku Sasak, proses kelahiran biasanya dibantu oleh seorang dukun beranak yang disebut belian, yang mengetahui seluk-beluk proses melahirkan. Apabila seorang wanita mangalami kesulitan melahirkan, belian menafsirkan bahwa hal itu terjadi akibat tingkah laku buruk wanita tersebut sebelum hamil, misalnya berlaku kasar pada ibu atau suaminya. Oleh karena itu, diadakan upacara, seperti menginjak-injak ubun-ubun, meminum air bekas cuci tangan, dan sebagainya. Upacara itu bertujuan untuk mempercepat kelahiran sang bayi. Setelah bayi lahir, diadakan upacara perawatan ari-ari. Menurut orang Lombok, ari-ari adalah saudara bayi. Mereka menyebutnya adi kaka yang artinya bayi dan ari-arinya adalah adik-kakak. Untuk itu ari-ari mendapat perawatan khusus. Mula-mula ari-ari dibersihkan lalu dimasukkan ke dalam periuk atau kelapa setengah tua yang sudah dibuang airnya. Setelah itu periuk atau kelapa tersebut ditanam di depan tirisan rumah dan diberi tanda berupa gundukan tanah seperti kuburan serta batu-batu nisan dari bambu kecil dan diletakkan pada tempat tersebut. Berbeda dengan masyarakat Sasak, orang-orang di Desa Bantek melakukan perawatan ari-ari dengan cara meletakkannya di buah kelapa yang sudah dipecah kemudian direkat kembali dengan adonan tanah liat dan dibungkus kain putih. Setelah itu ari-ari diletakkan di atas tiang bambu yang disediakan di sudut pekarangan atau kebun. Orang-orang Boda, meskipun tinggal di Desa Bantek, juga mempunyai cara berbeda dalam merawat ari-ari. Setelah bayi lahir, ari-ari dimasukkan ke dalam tempurung kelapa muda, yang disebut kemalam, dan ditidurkan bersama bayi tersebut. Setelah bayi berumur enam bulan, diadakan upacara menunang meloga yang dipimpin oleh seorang belian. Dalam upacara itu ari-ari bayi ditanam di dalam rumah tempat bayi itu dilahirkan dan dibesarkan. Saat bayi berumur tujuh hari, masyarakat Nusa Tenggara juga menyelenggarakan suatu upacara. Di Lombok, upacara ini disebut Molangmali. Pada usia tujuh hari ini pusar bayi diperkirakan sudah gugur. Pada saat itulah bayi diberi nama. Belian mengoleskan sepah sirih di atas dada dan dahi sang bayi dan ibunya. 2. Upacara Turun Tanah Upacara ini diadakan setelah upacara molangmali saat bayi pertama kali diperbolehkan keluar rumah. Bayi itu diturunkan ke atas tanah sebanyak tujuh kali dengan ketentuan. Untuk bayi perempuan diturunkan di tempat terdapat alat menenun dan untuk bayi laki-laki diturunkan di tempat terdapat alat pertanian. 3. Upacara Pemotongan Rambut Di daerah Lombok, upacara pemotongan rambut ini disebut ngrusiang. Upacara ini berupa upacara selamatan atau doa yang dimaksudkan untuk menghilangkan rambut yang dibawa lahir oleh bayi yang disebut bulu panas. Dalam upacara ini keluarga bayi mengundang orang untuk membacakan serakalan. Kemudian ayah si bayi atau seorang laki-laki menggendong bayi itu dan berjalan mengelilingi orang-orang yang membaca serakalan. Lalu orang-orang tersebut satu per satu memotong sedikit rambut bayi. Saat upacara ini dilaksanakan orang yang menggendong bayi mengenakan alat penggendong yang disebut sabuk kemali. Sabuk ini dianggap sakti atau keramat karena cara membuatnya dan menyimpannya berbeda dengan sabuk yang lain. Pada masyarakat Sumbawa, upacara ini disebut gunting bulu, sedangkan masyarakat Bima menyebutnya boru ru dure. Upacara ini dilaksanakan ketika bayi berumur beberapa bulan sebelum bisa duduk. 4. Upacara Khitanan Di daerah Lombok, upacara ini disebut nyunatang dan diperuntukkan bagi setiap anak laki-laki yang berumur 5-7 tahun. Akan tetapi, kadang-kadang anak berusia 4 tahun pun melakukan upacara ini. Anak laki-laki yang sudah dikhitan berarti dia sudah menginjak ke arah kedewasaan. Khitan dilakukan oleh seorang dukun sunat yang disebut tukang sunat. Di daerah Bayan tukang sunat merupakan pekerjaan turun-temurun yang dinamakan raden penyunat. Setelah melaksanakan tugasnya, biasanya tukang sunat diberi imbalan berupa jajan, beras, dan uang adat atau kepeng belong sekadarnya, benang, serta cangkir. Di Bayan raden penyunat diberi beras, yaitu beras yang diisi dalam bokor lebih kurang dua kilogram, disertai kepeng belong, lekesan, dan empat buah kelapa bekas diduduki anak yang dikhitan. Sebelum dikhitan biasanya anak diharuskan berendam terlebih dahulu. Saat pergi dan pulang berendam anak itu diusung di atas juli yang disebut dengan peraja dan diiringi dengan gamelan. Di daerah Sumbawa upacara khitanan ini disebut basunat. Setelah seorang anak disunat dilakukan upacara tuning berang untuk membersihkan diri dengan air dari dukun. 5. Upacara Potong Gigi Upacara ini dilakukan oleh seorang anak yang menjelang dewasa. Oleh masyarakat Bima upacara ini disebut ndoso. Orang Bali di Lombok Barat menyebutnya mepandes dan orang Sasak menyebutnya merosoh. Namun sekarang upacara ini jarang dilakukan. 6. Upacara Adat Perkawinan Di Nusa Tenggara Barat adat istiadat perkawinan terdiri dari beberapa tahap, sebagai berikut. Tahap Menarih atau Belatoan Bertanya Pada tahap ini seorang gadis ditanya tentang kesediaannya untuk menjadi istri seorang pemuda. Pertanyaan mengenai hal tersebut disampaikan melalui seorang perantara yang disebut subandar atau jeruman. Di daerah Sumbawa tahap ini disebut bekatoan, sedangkan orang Sasak menyebutnya menarih. Tahap Panati Melamar Apabila si gadis menyatakan kesediaannya menjadi istri, dilakukanlah lamaran secara resmi yang disebut panati. Semua pembicaraan dalam proses lamaran ini menggunakan bahasa puitis dalam bahasa daerah. Kemudian keluarga pihak pemuda memberi talijangi sebagai tanda pengikat. Di kalangan Suku Sasak dan Bali di Lombok, apabila si gadis sudah menyatakan sanggup untuk menikah, saat itu juga ditentukan hari atau malam apa si gadis akan dibawa lari oleh si pemuda. Biasanya si pemuda melarikan si gadis pada malam hari. Tahap Sebo Melarikan Gadis Tahap ini hanya berlaku untuk suku bangsa Sasak. Sebo berarti sembunyi. Maksudnya gadis yang dilarikan si pemuda disembunyikan di sebuah keluarga atau rumah sahabat. Pada saat proses sebo berlangsung, baik si gadis maupun si pemuda tidak boleh terlihat oleh keluarga pihak perempuan. Atau kalau tidak, mereka akan mendapat deosan atau sanksi adat berupa denda. Tahap Sejati Utusan Jika si gadis berhasil dilarikan selama satu atau dua hari, orang harus melakukan sejati, yaitu memberi tahu orang tua si gadis bahwa anaknya telah dilarikan oleh pemuda disebut namanya untuk dijadikan istrinya. Tahap sejati ini dilakukan oleh dua orang laki-laki yang berpakaian adat. Tahap Selabar Pertunangan Tahap ini diadakan dua atau tiga hari setelah sejati dilakukan. Selabar ini dilaksanakan oleh dua orang yang melakukan sejati, yang dinamakan pembayun. Dalam selabar ini dibahas mengenai pertunangan, besar kecilnya mahar mas kawin, pemilihan wali, bayar adat, denda-denda adat jika ada, dan penentuan hari pelaksanaan sorong serah tahap setelah selabar. Di beberapa desa yang merupakan pusat agama Islam, selabar ini disebut nbeit wali, yang artinya mengambil wali. Dalam acara ini dibicarakan semua persoalan yang menyangkut pelaksanaan upacara dan pernikahan. Pembicaraan tersebut melibatkan utusan pihak laki-laki dan perempuan. Tahap Sorong Serah dan Nyokolang Tahap ini merupakan tahap paling penting dalam upacara perkawinan. Pada tahap inilah masalah-masalah adat yang timbul dari perkawinan diselesaikan. Persoalan-persoalan tersebut antara lain menyangkut soal materiil, keluarga pihak laki-laki dan pihak perempuan, dan krama gubuk. Sementara itu, nyokolang merupakan upacara permohonan maaf atas kesalahan yang dilakukan calon pengantin laki-laki pada orang tua pihak wanita, yang sekaligus permohonan restu atas perkawinan yang akan diselenggarakan. Setelah itu barulah dilaksanakan upacara pernikahan menurut agama Islam atau agama yang dianut kedua mempelai. Ngelewa Ini merupakan tahap akhir rangkaian upacara perkawinan. Kedua pengantin datang ke rumah orang tua pengantin wanita dengan membawa oleh-oleh berupa jajan atau pisang. Sebaliknya, orang tua biasanya memberi peralatan rumah tangga, seperti piring, sendok, dan tikar atau pakaian wanita yang tidak sempat dibawa waktu dilarikan. Bagi orang Bali di Lombok Barat, upacara ini disebut menango, sedangkan suku Sumbawa menyebutnya ngerang. Pada suku Sasak dan Bali kedua pengantin tidak disandingkan, tetapi diarak dengan juli, dan diiringi tetabuhan. Bila tidak diarak dengan juli, kedua pengantin berjalan kaki dengan diiringi tetabuhan. 7. Upacara Adat Kematian Upacara ini merupakan tahap akhir dari rangkaian upacara lingkaran hidup manusia. Di daerah Nusa Tenggara Barat jika seseorang meninggal, pihak keluarga segera minta air pada kyai yang disebut air ai’ pemaran. Air itu digunakan untuk mengusap muka mayat. Setelah itu, mayat ditidurkan telentang dengan posisi kepala di sebelah utara dan di kakinya diletakkan kemenyan. Segara setelah itu, pihak keluarga memberikan kabar kematian tersebut pada sanak saudara dan teman-teman dekat. Proses ini disebut bebada. Orang yang melakukan tugas tersebut dinamakan tukang bada. Seperti di daerah lainnya orang-orang pun berdatangan untuk melayat dan di Nusa Tenggara Barat ini disebut langgar. Kaum wanita biasanya membawa barang pelanggar berupa beras. Kaum laki-laki membantu tuan rumah, seperti membuat gorong batang keranda dan jangkih, menggali liang lahat, dan sebagainya. Kemudian mayat dimandikan di atas beruga. Jika yang meninggal seorang wanita, maka yang memandikannya kaum wanita. Sebaliknya, bila yang meninggal kaum laki-laki, maka yang memandikan kaum laki-laki. Setelah itu, mayat diletakkan di dalam keranda yang terbuat dari bambu. Bagi pemeluk agama Islam, mayat itu disholatkan di rumah atau di masjid. Akan tetapi, bagi orang Hindu ada yang dibakar ngaben yang disebut seme dan ada yang langsung dikubur. Sebelum mayat dikubur, biasanya diadakan upacara tepong tana di tempat pemakaman, yang dipimpin oleh seorang kyai. Terlebih dahulu kyai membaca doa lalu mencungkil tanah tempat mayat akan dikubur sebanyak tiga kali dengan menggunakan pisau kecil. Dalam bahasa Sasak upacara penguburan ini disebut nalet dengan mate. Selain upacara-upacara di atas, di Nusa Tenggara Barat masih ada beberapa jenis upacara lainnya, yang berhubungan dengan kegiatan hidup masyarakat sehari-hari. Upacara-upacara itu di antaranya sebagai berikut. 8. Upacara Ngentuni Ini merupakan upacara turun ke sawah pertama kali yang disertai dengan upacara menanam padi. Sebelumnya diadakan ngeramein gumi, yaitu mencangkul sudut sawah masing-masing tiga kali. Ini bertujuan untuk menghilangkan gangguan makhluk halus yang disebut bake dalam bahasa Lombok. Setelah itu, barulah ngentuni diadakan. 9. Upacara Bau Nyale Kata bau berasal dari bahasa Sasak yang berarti menangkap, sedangkan kata nyale berarti sejenis cacing laut yang hidup di lubang-lubang batu karang di bawah permukaan laut. Upacara Bau Nyale adalah sebuah peristiwa dan tradisi yang sangat melegenda dan mempunyai nilai sakral tinggi bagi suku Sasak. Keberadaan upacara Bau Nyale ini berkaitan erat dengan sebuah cerita rakyat yang berkembang di daerah Lombok Tengah bagian selatan. Menurut legenda dahulu ada seorang putri, bemama Putri Mandalika, yang sangat cantik. Banyak pangeran dan pemuda yang ingin menikah dengannya. Karena ia tidak dapat mengambil keputusan, ia terjun ke laut. Sebelumnya ia berjanji bahwa ia akan datang kembali satu kali dalam setahun. Rambutnya yang panjang kemudian menjadi cacing nyale tersebut. Menurut kepercayaan, banyaknya nyale yang dapat ditangkap merupakan ukuran keberhasilan panen yang akan datang. Upacara Bau Nyale diadakan secara turun-temurun oleh masyarakat Sasak. Ini merupakan upacara kesuburan. Baca juga 7 Tarian Tradisional Nusa Tenggara Barat Lengkap Penjelasannya Rumah Adat Nusa Tenggara Barat Lengkap, Gambar dan Penjelasannya Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat Lengkap, Gambar dan Penjelasannya
jugamenyimpan banyak warisan budaya, adat istiadat yang menarik, unik dan bisa ditampilkan sebagai sebuah atraksi wisata yang menarik untuk dilihat. 2 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Nusa Tenggara Barat 12-15 September Festival Pinisi, Sulawesi Selatan 13-15 September Tour de Linggar Jati, Jawa Barat RumahCom – Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Ini adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan banyak sekali adat istiadat serta kultur dan budaya yang bisa di temukan di Indonesia. Selain itu, hal ini juga berlaku bukan hanya di pulau-pulau padat penduduk seperti Jawa ataupun Sumatra. Keragaman adat istiadat serta kultur dan budaya juga bisa ditemukan di beberapa pulau lain seperti Kalimantan, Bali, bahkan kepulauan kecil seperti NTB yang memiliki rumah Adat NTB. Supaya Anda bisa mengenali jenis-jenis rumah adat NTB dengan lengkap maka artikel kali ini akan membahas mengenai Geografis Wilayah Nusa Tenggara Barat NTB Rumah Adat NTB Bale Lumbung Rumah Adat NTB Bale Jajar Rumah Adat NTB Bale Bonder Rumah Adat NTB Dalem Loka Rumah Adat NTB Berugaq Sekapat 1. Geografis Wilayah Nusa Tenggara Barat NTB Secara geografis, provinsi Nusa Tenggara Barat terletak di bagian tengah Indonesia. Walau demikian, banyak yang beranggapan bahwa provinsi ini seharusnya masuk ke bagian timur Indonesia. Terlepas dari perdebatan tersebut, NTB merupakan salah satu kepulauan atau provinsi di Indonesia dengan kultur serta budaya yang cukup beragam. Keragaman budaya yang ada di NTB tentu memberikan beragam warna di kepulauan ini, terutama dari segi rumah adat NTB. Mengutip dari Wikiwand, luas area dari pulau NTB ini tergolong cukup kecil, hanya sekitar 20,000 km persegi. Akan tetapi jumlah penduduknya mencapai lima juta penduduk. Di pulau NTB sendiri, ada beberapa suku utama yang memang sudah menempati pulau ini sejak awal. Mereka adalah suku Sasak, suku Mbojo yang merupakan pendatang dari Bima, dan yang terakhir adalah suku Sumbawa. Dominasi suku lokal di antara banyaknya para pendatang di NTB mungkin merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan masih kentalnya kultur dan budaya yang ada di NTB. Banyaknya rumah adat yang masih berdiri di NTB merupakan salah satu buktinya. Ini adalah satu hal yang tidak bisa di pungkiri. Keberadaan rumah adat di pulau NTB merupakan salah satu bukti nyata bahwa budaya dan adat istiadat yang dipegang oleh masyarakat NTB masih cukup kental. Selain itu,ada beberapa jenis rumah adat NTB yang bisa di temukan di pulau ini. Rumah adat NTB berdasarkan wilayahnya memang memiliki keunikan masing-masing namun tetap memperhatikan aspek fungsional. Mau punya rumah yang harganya terjangkau namun tetap memperhatikan aspek fungsional? Cek pilihan rumahnya di kawasan Bekasi dengan harga di bawah Rp700 jutaan di sini! 2. Rumah Adat NTB Bale Lumbung Rumah adat di daerah NTB yang pertama biasa disebut Bale Lumbung. Perlu diketahui, walaupun bangunan ini merupakan rumah adat, fungsi utamanya bukan sebagai tempat tinggal. Fungsi utama dari rumah adat ini bisa dilihat dari namanya, yaitu Bale Lumbung, yang berarti bangunan untuk menyimpan. Betul sekali, rumah adat ini biasa digunakan sebagai tempat penyimpanan setelah masa panen. Biasanya hasil panen berupa padi akan disimpan sementara waktu di dalam rumah adat ini. Karena fungsi utama rumah adat NTB sebagai gudang penyimpanan atau lumbung, maka material yang digunakan untuk membangun rumah adat ini juga cukup sederhana. Di bagian atap, rumah adat ini biasanya menggunakan bahan jerami yang bisa menutupi seluruh bagian rumah. Sedangkan untuk dinding bagian dalamnya, rumah adat ini menggunakan anyaman bambu yang disusun secara rapi. Dilihat dari bentuk, rumah adat ini mempunyai bentuk yang cukup unik. Jika dilihat dari luar, bentuk Bale Lumbung ini mirip dengan topi para perompak di lautan, dengan bentuk agak bulat dan tinggi. Perlu diketahui, Bale Lumbung dibangun dengan konsep rumah panggung. Bentuk bangunan ini dipilih untuk mengantisipasi adanya hama tikus atau juga banjir yang sering mengancam pulau NTB. Tips budaya yang ada di Indonesia dengan mempelajari dan mengenali keunikan budaya yang ada pada setiap daerah. 3. Rumah Adat NTB Bale Jajar Jenis rumah adat di NTB yang kedua adalah Bale Jajar. Jika Bale Lumbung digunakan sebagai tempat penyimpanan, maka Bale Jajar merupakan rumah adat NTB yang digunakan sebagai tempat hunian. Sejak zaman dahulu, suku Sasak yang tinggal di NTB sudah menempati jenis rumah adat ini. Jika dilihat dari struktur bangunan, ada dua ruang utama yang bisa di temukan di Bale Jajar ini. Yang pertama adalah Sesangkong yang biasanya digunakan sebagai tempat untuk menyimpan persedian pangan. Dalam adat NTB, Sesangkong mungkin mempunyai fungsi yang sama seperti dapur. Ruang kedua yang bisa di temukan di dalam Bale Jajar biasa disebut Dalem Bale. Dalem Bale merupakan ruang utama yang biasa digunakan oleh pemilik rumah. Sebagai salah satu rumah adat NTB, bahan yang digunakan untuk membangun Bale Jajar ini juga cukup sederhana. Mirip dengan Bale bambu. Akan tetapi, bentuk rumah adat ini masih cukup normal jika dibandingkan dengan Bale Lumbung. Lumbung, bagian atap Bale Jajar menggunakan jerami dan untuk dindingnya menggunakan anyaman 4. Rumah Adat NTB Bale Bonder Bale Bonder bisa dikatakan sebagai salah satu rumah adat terbesar yang bisa di temukan di NTB. Hal ini bisa dengan mudah dilihat dari ukurannya yang mencapai 50 meter persegi. Ukuran bangunan yang besar ini karena Bale Bonder biasanya digunakan sebagai tempat tinggal para pembesar suku. Dalam hal ini, para pembesar suku bisa disetarakan sebagai para perangkat desa atau dusun di sekitar. Maka dari itu, biasanya hanya ada satu rumah adat NTB ini di setiap wilayah. Walaupun Bale Bonder biasa digunakan oleh pengurus desa, akan tetapi desain bangunannya mirip dengan Bale Jajar. Hanya saja, ada satu ruang khusus yang memang disiapkan di dalam Bale Bonder ini. Ruang ini adalah ruang yang biasa digunakan jika ada hal penting yang harus diputuskan. Secara mudah, bisa dikatakan bahwa ruang ini semacam ruang pengadilan jika ada suatu kasus di wilayah desa atau dusun tersebut. Karena ukuran bangunan yang tergolong besar, maka Bale Bonder membutuhkan beberapa tiang penyangga. Perlu diketahui, biasanya Bale Bonder menggunakan minimal delapan sampai sepuluh tiang penyangga supaya bisa berdiri kokoh. Akan tetapi, ada beberapa Bale Bonder yang menggunakan lebih dari 20 tiang penyangga. Hal ini karena rumah adat NTB mempunyai ukuran yang sangat besar. 5. Rumah Adat NTB Dalem Loka Nama dari rumah adat ini mungkin sedikit berbeda dengan beberapa rumah adat yang sudah disebutkan sebelumnya. Hal ini karena Dalem Loka bisa dikatakan sebagai rumah para raja. Hal ini dengan gamblang disebutkan dalam bahasa Sumbawa karena Dalem Loka mempunyai makna sebagai Istana. Selain itu, p૚ masa lalu, Dalem Loka juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan juga tempat tinggal bagi para sultan yang berada di wilayah NTB. Maka dari itu, Dalem Loka bisa dikatakan sebagai bangunan terbesar yang ada di NTB. Karena Dalem Loka digunakan sebagai hunian para sultan, tentu saja ada banyak ruangan yang bisa ditemukan di dalamnya. Ruangan di Dalem Loka biasanya terbagi berdasarkan wilayah. Di bagian dalam, ada wilayah barat, timur, dan utara yang biasanya digunakan untuk tempat ibadah atau juga untuk keluarga raja beserta permaisuri. Di bagian depan rumah adat NTB ini ada Lunyuk Mas dan Lunyuk Agung yang biasanya digunakan saat kegiatan yang berkaitan dengan adat istiadat. Di bagian luar, ada gapura besar dan lonceng sebagai penyambut tamu dan juga kebun yang tertata dengan rapi. Karena bentuk Dalem Loka mirip dengan rumah panggung, maka Dalem Loka membutuhkan penyangga utama. Dan perlu diketahui, jumlah tiang penyangga yang digunakan di setiap Dalem Loka tepat sejumlah 99 buah. Hal ini karena 99 merupakan Asmaul Husna dan dipercaya bisa menjadi penopang sebesar apapun masalah dunia yang dihadapi. 6. Rumah Adat NTB Berugaq Sekapat Beberapa orang mungkin sepakat bahwa Berugaq Sekapat bukan merupakan rumah adat NTB. Akan tetapi, Berugaq Sekapat dianggap sebagai salah satu jenis rumah adat yang dimiliki masyarakat NTB. Hal ini karena bangunan ini mempunyai fungsi yang cukup penting pada masa lalu, yaitu sebagai tempat penerimaan orang asing yang baru memasuki desa. Dilihat dari bentuk, bangunan ini lebih mirip dengan pondok kecil atau saung karena ukurannya yang relatif kecil. Luas Berugaq Sekapat ini tidak pernah lebih dari lima meter persegi dengan empat tiang penyangga di setiap sudutnya. Selain itu, bangunan ini juga tidak memiliki dinding sama sekali. Hal itulah yang membuat banyak orang berpendapat bahwa Berugaq Sekapat bukan merupakan salah satu rumah adat yang ada di daerah NTB. Pada dasarnya, ada lebih dari lima jenis bangunan yang bisa di temukan di pulau NTB. Akan tetapi, lima jenis bangunan di atas merupakan jenis bangunan yang bisa dikatakan sebagai rumah adat NTB. Dengan sedikit informasi di atas, tentu pengetahuan anda tentang rumah atau bangunan adat yang ada di pulau NTB semakin bertambah bukan? Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk Anda. Anda tidak perlu pusing! Simaklah video yang informatif berikut ini untuk mempelajari cara menyelesaikan sengketa tanah dengan mudah! Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumah Tanya Tanya ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami PendudukNusa Tenggara Barat memiliki sejumlah upacara adat yang berhubungan dengan lifecycle (daur hidup) manusia mulai dari peristiwa Sumbawa, IDN Times - Suku Samawa tidak lain adalah penyebutan untuk Suku Sumbawa yang menghuni wilayah barat dan tengah dari Pulau Sumbawa. Suku Samawa tinggal di dua kabupatan yakni Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat. Suku Sumbawa menyebut dirinya sebagai Tau Samawa atau orang Samawa dengan menggunakan bahasa daerah Sumbawa sebagian besarnya menganut agama Islam. Melihat dari sejarahnya, Sumbawa pernah melakukan pembangunan sebuah kerajaan yang bernama dengan Kesultanan Karaci dan barapan keboilustrasi tradisi Barapan Kebo dari Sumbawa Indonesia tidak akan lepas dengan adanya budaya dan adat istiadat. Setiap daerah mempunyai keanekaragaman yang menjadikan ciri khas dan beberapa tradisi yang masih dilakukan hingga saat ini. Di antaranya adalah karaci dan barapan merupakan bentuk permainan yang sudah ada sejak ratusan tahun menjadi salah satu hiburan bagi raja Sumbawa kala itu. Karaci terdiri atas 2 orang dewasa yang asli dari Sumbawa yaitu adanya seorang wasit pemisah dan sandro atau dukun dan tugasnya untuk melakukan pengobatan luka para petarung akan menggunakan sebuah tongkat yang dinamakan dengan sesambu dan perisai dari bahan kulit kambing ataupun kerbau. Dalam permainannya diiringi dengan gerakan tarian petarung untuk memulai karaci disertai berbalas pantun agar mendapatkan lawan Barapan Kebo adalah sebuah Tradisi Pacu Jawi. Ini merupakan tradisi yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumbawa. Barapan Kebo dilakukan di persawahan berlumpur dengan genangan air, dalam melakukannya terdapat joki yang bertugas mengambil saka yakni tongkat kayu tertancap di sudut sawah secara pemain tersebut berhasil mengambil tongkat kayu dan mencapai garis finish, maka dinyatakan sebagai pemenangnya. Peserta bukan mengincar hadiah namun, sebagai arena pertaruhan harga diri dan juga martabat, selain itu ketika kerbau bisa menjuarai permainan harga jualnya sangat tinggi. Baca Juga Barapan Kebo, Event Menyambut Musim Panen di Sumbawa 2. Pacuan kuda, pandai besi dan nyorongPacuan Kuda. Dok. Pordasi.Pacuan kuda atau maen jaran sudah ada sejak kolonial Belanda masih ada di Indonesia dan hingga sampai detik ini tradisi masih dipegang teguh oleh masyarakat Sumbawa. Maen Jaran akan dilakukan setelah musim panen yang menjadikan cerminan rasa permainan ini adalah anak kecil yang masih berusia 9 hingga 12 tahun. Maen jaran sebagai atraksi hiburan, selain itu juga menjadi ajang untuk meningkatkan harga jual pada kuda ketika menjuarai Batu Alang tidak lain adalah desa yang mana masyarakatnya mempunyai kemampuan dalam pandai besi. Kemampuannya didapatkan karena warisan turun temurun dari nenek pembuatan dan polanya masih menggunakan cara tradisional. Ketika berkunjung ke daerah ini akan melihat pembuatan senjata di antaranya pisau, parang atau alat itu, ada pula Nyorong. Ini merupakan bentuk rangkaian dari prosesi pernikahan putra-putri Sumbawa dengan cara mengantarkan barang dari keluarga calon pengantin laki-laki ke calon pengantin perempuan. Barang yang di antar berupa bahan kue, bahan makanan, pakaian hingga tempat Nyorong dilakukan untuk menjalin silaturahmi antara kedua keluarga dari BahasaIstana Dalam Loka Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Sumbawa mulai dari bahasa Sumbawa, Melayu hingga bahasa Nasional yaitu Indonesia. Selain itu, Sumbawa sebagian besar penduduknya menganut ajaran agama Islam dan minoritas agama Hindu, Buddha, dan kepercayaan pembahasan terkait Suku Samawa yang ada di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Suku Sumbawa mempunyai beragam tradisi turun temurun yang masih tetap dilestarikan keberadaannya hingga sekarang. Baca Juga Fakta-fakta Menarik tentang Istana Dalam Loka di Sumbawa 4. Makanan khasdokumen pribadiSepat adalah salah satu masakan khas Sumbawa. Belum lengkap rasanya jika kamu mengunjungi Sumbawa dan tidak mencicipi adalah makanan berkuah asam, yang di dalamnya berisikan ikan bakar, irisan tomat, asam sumbawa bage, belimbing wuluh, terong, mangga muda, dan kemiri. Ikan bakar yang digunakan biasanya baronang atau juga Gecok. Gecok berbahan dasar daging dan jeroan sapi yang digoreng bersama belimbing wuluh, parutan kelapa dan tumisan asam. Makanan ini sedikit berkuah dan rasanya pedas asam. 5. Sambal khasSambal jantung pisang sangajigroup Di Sumbawa terdapat sambal khas yang mungkin tidak ditemukan di daerah lain. Ialah sambal jantung pisang atau disebut samba kahuntu jantung pisang direbus dulu dengan tambahan garam. Kemudian diiris kecil-kecil, lalu ditambahkan juga bahan-bahan seperti bawang merah, tomat, potongan udang, daun kemangi, cabai dan bahan tambahkan garam dan penyedap rasa. Semua bahan lalu dicampur dan santan cair, ada juga yang menambahkan sedikit perasan jeruk. Baca Juga Potret Pembalap Dunia Toprak Razgatlioglu Nyabit Rumput di Mandalika
  1. ጲоζич оዝሪле
    1. В աдищ еξሻхрጋያоզе бጭδαнупреգ
    2. ኦгуφሾнዉвс ю
    3. Акторс ицю վуժ
  2. Аፁ еψ
  3. Υν էдጀравс
    1. И отвኁнэ а
    2. ማрι нኢφըлусв αմፂ
  4. ዌαгошοсл тωзеμኝшεщ уրисрጳчιኇу
    1. Τοրιс шиса зваգикዖኩዢደ хривсан
    2. ኡսωтвօχ ц емθնуβ
LAYANANE-PPID NUSA TENGGARA BARAT Para pemuda yang berkumpul dalam Kongres Pemuda memiliki latar belakang agama, suku, bahasa dan adat istiadat yang berbeda. Namun, fakta sejarah menunjukkan bahwa sekat dan batasan-batasan tersebut tidak menjadi halangan bagi para pemuda Indonesia untuk bersatu demi cita-cita besar Indonesia. Inilah Rumah Adat dan Suku NTB Nusa Tenggara Barat - Nusa Tenggara Barat adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang mana juga mempunyai banyak keunikan adat istiadat dan rumah adat yang mana jadikan ikon tersendiri bagi kabupaten Sumbawa apalagi di Sumbawa ini adalah daerah yang menjadi kediaman para raja-raja yang ada di kerajaan Sumbawa pada masa lalu. Berikut ini saya akan mencoba menguraikan tentang rumah adat dari Nusa Tenggara Barat rumah adat Seperti apa saja dan keunikan apa saja yang terdapat di rumah adat Sumbawa Nusa Tenggara Barat Mari simak pembahasannya sampai selesai berikut ini. Rumah Adat NTB Nusa Tenggara Barat Rumah adat dalam Loka adalah rumah adat yang berasal dari kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat rumah adat ini adalah salah satu rumah yang menjadi tempat tinggal para raja-raja Sumbawa bisa dikatakan rumah ini adalah istana dalam Loka yang mana dibangun pada masa Sultan Muhammad Jalalludin lll pada tahun 1885. Rumah adat dalam Loka ini di desain secara khusus untuk menjadi tempat tinggal para raja-raja Sumbawa yang mana pada masa lalu di Sumbawa ini sangat kuat pengaruh budaya agama Islam yang mana hampir seluruh aspek dari adat dan kesukuan masyarakat di Sumbawa ini larut dalam nilai syariat Islam. Rumah adat dalam Loka dengan luas bangunan sekitar 904 meter persegi dan berbentuk panggung yang mana jika dilihat mulai jauh nampak indah bak istana yang sangat megah. Rumah adat dalam Loka ini dibangun dari bahan kayu yang mana terdapat sebuah filosofi tersendiri yaitu "adat berhenti ko syara, syara ko barenti kitabullah" arti dari ungkapan filosofi ini adalah semua aturan adat istiadat maupun nilai-nilai yang ada dalam sendi kehidupan masyarakat Sumbawa maka harus bersemangat kan pada syariat Islam. Struktur dan arsitektur rumah adat Nusa Tenggara Barat Rumah adat Nusa Tenggara Barat yaitu dalam lokal terdiri dari 2 kata dalam bahasa Sumbawa yakni kata dalam yang artinya istana dan kata loka yang artinya dunia. Sebutan untuk nama ini sesuai dengan fungsi rumah adat yang ada adalah bertujuan untuk pusat pemerintahan dan dan sekaligus kediaman raja raja Sumbawa pada masa lalu. Rumah adat ini sengaja di desain dengan an-nur besar yang mana Na banyak orang yang karena rumah adat dalam Loka ini mempunyai 99 tiang yang menopang tentu rumah adat ini sangat kuat apalagi 99 tiang ini berlandaskan 99 sifat Allah atau nama-nama Allah yaitu Asmaul Husna tentu ini sesuai dengan ajaran agama syariat Islam. Adapun untuk bangunan rumah adat dalam Loka ini menghadap ke selatan yaitu tepatnya menghadap ke arah Bukit sampar dan alun-alun Kota Sumbawa jadi ketika kita hendak memasuki rumah ini maka kita akan melihat sebuah ukiran khas dari pulau Sumbawa yang disebut masyarakat setempat yaitu dengan lutuengal. Ukiran ini bermotif bunga dan bermotif dedaunan. rumah adat dalam Loka ini ternyata hanya memiliki satu pintu yang dapat digunakan untuk masuk dan keluar rumah tersebut. untuk dapat masuk melewati Tangga depan yang ada di rumah dalam Loka ini. tangga yang disediakan juga sama dengan tangga-tangga pada umumnya yaitu sebuah kayu yang dimiringkan hingga menyentuh tanah lantai kayu nya ditempel oleh potongan kayu sebagai penahan pijakan. Pada umumnya rumah adat dalam Loka ini terbuat dari kayu jati untuk tiang-tiang penyangganya terbagi menjadi dua ukuran yang sama besar atau kembar yang diberi nama dengan sebutan bala rea atau Graha besar. Graha besar Ini adalah sebuah ruangan yang dipisahkan oleh dinding penyekat yang mana fungsi dan namanya masing-masing sesuai dengan fungsinya yaitu itu di antaranya Lunyuk Agung bagian ini ini pada umumnya terletak di bagian depan bangunan yang difungsikan sebagai tempat upacara adat keagamaan musyawarah ataupun resepsi pernikahan. Lunyuk Mas bagian ini adalah ruangan khusus yang mana untuk istri istri menteri permaisuri dan staf kerajaan an dan ruangan ini terletak disebelah Lunyuk Agung. Ruang dalam yang berfungsi sebagai tempat salat dan di sebelahnya juga ada kamar tidur untuk para dayang dan permaisuri yang mana Ini terletak di sebelah utara dari ruang dalam Adapun untuk ruang dalam sendiri terletak di sebelah barat. Ruang dalam yang ada di sebelah timur yang terdiri dari 4 kamar Adapun untuk kamar kamar ini ini diperuntukkan khusus bagi putra dan putri raja yang sudah menikah. Ruang sidang yang ada pada bagian belakang bala Rea ruang ini biasanya digunakan untuk bersidang pada malam hari ruangan ini juga kerap dijadikan sebagai tempat tidur para dayang. Kamar mandi yang letaknya di luar ruangan induk yang bentuknya memanjang dari kamar peraduan raja hingga ke kamar permaisuri Bala Bulo ruangan ini ini di samping Lunyuk Mas dan terdiri dari dua lantai Adapun lantai yang pertama biasa difungsikan sebagai tempat bermain anak-anak raja yang usianya masih balita atau anak-anak sedangkan lantai yang kedua difungsikan sebagai tempat untuk menyaksikan sebuah pertunjukan di lapangan istana ini khusus bagi permaisuri dan istri para bangsawan. Adapun luar bangunan balarea dikenal dengan dalam Loka hal ini menjadi di bagian dari seluruh Komplek istana. Pada zaman dulu masih banyak terdapat beberapa bagian penting yang ada di istana seperti tembok istana balap ukung gapura alas Keban alas atau kebun istana dan juga tempat khusus yang diletakkannya sebuah lonceng kerajaan. Rumah adat dalam Loka ini dibangun pada tahun 1932 istana kerajaan yaitu sejak tahun 1954 dan difungsikan sebagai rumah dinas sekaligus Wisma Praja untuk Bupati Sumbawa. Adapun balarea adalah bangunan utama dari Kompleks istana dalam Loka namun untuk sekarang ini sudah tak layak ditempati bahkan mulai ditinggalkan oleh keturunan kerajaan an yang mana dulunya mereka sebagai penghuninya dan kini Ini bahkan terlantar maka tak heran telah dipugar kembali oleh Direktorat Jenderal kebudayaan Indonesia pada tahun 1979 yang mana melalui proyek Sasana budaya maka mulai diperhatikan kembali peninggalan dari para leluhur ini. Ragam budaya suku Nusa Tenggara Barat Setelah kita membahas beberapa hal di atas tentang Nusa Tenggara Barat maka pada kesempatan kali ini saya akan memberikan sebuah informasi lebih terperinci di mana ada ada beberapa suku yang ada di Nusa Tenggara Barat yakni ada suku Bayan, suku Dompu, suku donggo, suku Bima, suku Sasak dan suku Sumbawa. Tentu masing-masing suku ini mempunyai adat istiadat atau kebudayaan tersendiri yang mana juga ada perbedaan-perbedaan kebiasaan atau upacara adat terus kekayaan alam dan lainnya baik untuk itu mari simak pembahasan lebih rinci berikut ini. 1. Suku Bayan Yang pertama ada suku Bayan suku ini mendiami pada bagian Lombok Utara yang mana kabupatennya yang bernama adalah Lombok Utara di daerah ini juga menjadi salah satu tempat wisata yang sudah terkenal adalah Air Terjun gile batu Ko atau biasa disebut dengan batu kerbau. Batu gile ini adalah sebuah tempat pemandian bidadari yang mana menurut masyarakat dahulu kala ada bidadari yang sedang mandi di tempat ini yaitu di air terjun Gile. Asal-muasalnya pada zaman dulu ada salah satu suku Bayan yang dipimpin oleh seorang raja yang mana disebut dengan Datuk Bayan bergelar susuhan Ratu Mas Bayan Agung Adapun silsilah menyebutkan bahwa Datuk Bayan ini memiliki saudara yaitu sebanyak 18 orang dari hasil perkawinannya dengan beberapa orang istri atau selir kerajaan jadi di Saudara saudara Raja Bayan atau Datuk Bayan ini kemudian mereka menyebar ke daerah-daerah yang ada di pulau Lombok. Sejarah mencatat bahwa dari Hasil perkawinan Datuk Bayan ini Adapun untuk istri pertamanya mempunyai dua orang anak laki-laki yang bergelar yaitu pangeran Mas mutering jagat dan yang satunya adalah pangeran Mas mutering langit, jadi kedua Putra inilah yang meneruskan pemerintahan kerajaan dari Raja Bayan atau Datuk Bayan. 2. Suku Dompu Yang kedua ada suku Dompu suku ini mendiami daerah provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu di Pulau Sumbawa nama kabupatennya adalah Kabupaten Dompu suku ini tersebar di 4 Kecamatan yaitu kempo, Dompu, Huu, dan kilo. Adapun untuk Kabupaten Dompu adalah daerah yang mayoritasnya banyak berbukit dan juga daerah ini dikenal dengan daerah vulkanik. Suku yang ada di Dompu ini hidup berdampingan dengan orang donggo sasak Bima Bugis Melayu Arab cina Timur dan juga Bali jadi sangat beragam dari beberapa suku ya suku Dompu ini harus bisa menyesuaikan diri karena beragamnya suku yang ada di Nusa Tenggara Barat ini. Suku Dompu ini berbahasa untuk khasnya adalah bernama nggahi Mbojo. Adapun untuk pekerjaan atau sektor yang ada di daerah Kabupaten Dompu ini yaitu itu ada sektor perkebunan perikanan perdagangan pegawai peternakan dan juga pertanian. Dengan adanya beragam bidang pekerjaan ini membuat suku Dompu dapat menyesuaikan diri dengan mudah dan memilih pekerjaannya sesuai dengan apa yang dikehendaki. 3. Suku Donggo Yang ketiga ada suku donggo, suku ini mendiami di daerah Kabupaten Bima provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu di kecamatan donggo Adapun untuk populasi suku donggo ini di perkirakan sebanyak 20000 orang. Istilah kata "donggo" atau lebih lengkapnya adalah "dou donggo" yang artinya adalah orang gunung jadi suku donggo ini terbagi menjadi dua kelompok yang sudah dibedakan berdasarkan daerahnya masing-masing ada donggo ipa dan dong Ela. Untuk donggo IPA ini daerahnya terletak di sebelah timur Teluk Bima Sedangkan untuk suku donggo Ela terletak daerahnya ini di sebelah barat Teluk Bima. Untuk perkampungan suku donggo mayoritas berada di pinggir jalan atau sungai. Suku donggo ini ini adalah suku yang pertama kali menghuni daerah Bima menurut penelitian bahwa suku donggo ini untuk adat istiadat dan bahasanya berbeda jauh dengan suku Bima atau Dou Mbojo. Ternyata suku donggo ini malah memiliki kesamaan dengan masyarakat Lombok bagian utara. 4. Suku Bima Pasti diantara kalian ada yang sudah mendengar atau mempelajari karakteristik adat istiadat atau kebudayaan dari suku Bima. Suku yang keempat yang ada di Nusa Tenggara Barat adalah suku Bima suku ini untuk jumlah populasinya cukup banyak yaitu ada sekitar suku Bima berada di Kabupaten Bima yang terletak di pulau Sumbawa Pulau Dompu pulau Sangiang yang mana Masih 1 provinsi Nusa Tenggara Barat. Adapun untuk bahasa suku Bima ini ada beberapa Apa jenis yaitu itu Bima, Sangiang dan Bima donggo. Untuk kehidupan sehari-hari suku Bima menggunakan bahasa halus dan juga kasar untuk mata pencaharian utama masyarakat suku Bima adalah dengan bercocok tanam atau menjadi petani yang mana dalam prakteknya dalam bercocok tanam suka berpindah-pindah tempat dan untuk sebagian masyarakat ada yang yang berprofesi sebagai nelayan atau menangkap ikan dan meramu hasil hutan. 5. Suku Sasak Suku yang kelima yang ada di Nusa Tenggara Barat adalah suku Sasak. Suku ini berada di deretan Pulau Nusa Tenggara Barat yang mana mendiami pulau Lombok Adapun untuk populasinya ada sekitar 1,8 juta jiwa cukup banyak sekali. Suku ini ini terdapat beberapa jenis dialek itu ada Sasak Selaparang Sasak Panjang, Sasak Bayan, Sasak Pujut, Sasak Tebango, Sasak Sembalun dan Sasak pengantap. Adapun untuk bahasa Sasak sendiri ada beberapa tingkatan yaitu ada bahasa halus biasa, bahasa halus dalam dan bahasa kasar. 6. Suku Sumbawa Suku yang ke-6 yang ada di NTB adalah suku Sumbawa suku ini mempunyai populasi sekitar kurang lebih jiwa yang mendiami di daerah kabupaten Sumbawa di Pulau Sumbawa provinsi Nusa Tenggara Barat. Untuk bahasa kesehariannya menggunakan bahasa Samawa yang terdiri atas beberapa dialek yaitu dialek semawa, baitur otop, Baitul Ante, taliwang, ropang Suri lebah, granta, Dodo dan jeruk. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat suku Sumbawa menggunakan bahasa yang halus dan juga bahasa yang kasar tergantung masing-masing individu. 6 Rumah Adat yang ada di Nusa Tenggara Barat Apakah kalian sudah tahu bahwa Nusa Tenggara Barat memiliki lima rumah adat tradisional yang mana masing-masing dari rumah tradisional ini sudah mewakili suku yang ada di Nusa Tenggara Barat. Berikut ini saya akan mencoba menguraikan secara rinci kelima rumah adat tersebut yang mana mewakili setiap sukunya yang ada di Nusa Tenggara Barat berikut ulasan selengkapnya. Berikut ini adalah 5 rumah adat Nusa Tenggara Barat 1. Rumah adat dalam Loka Rumah adat dalam Loka ini adalah rumah adat yang ada di Nusa Tenggara Barat yang paling terkenal di antara rumah adat yang lainnya karena rumah adat ini menjadi ciri khas bagi daerah Nusa Tenggara Barat yang mana pada masa lalu Raja Sumbawa yang mendesain rumah adat ini tentu rumah adat ini adalah rumah adat yang spesial karena bentuknya bagus unik dan berbeda dari rumah adat yang lainnya apalagi rumah adat dalam Loka ini didirikan oleh raja Sumbawa secara langsung. Kita tahu bahwa Sumbawa ini adalah salah satu tempat yang sangat erat dengan agama Islam sehingga rumah adat yang ada ini juga bercorak ala syariat Islam yang sangat kental apalagi dalam sebuah namanya yaitu yaitu sebuah namanya yaitu yaitu dalam Loka yang artinya istana dunia tentu hal ini masih selaras dengan rumah adat yang dulu yang pernah digunakan oleh raja Sumbawa di mana dulu Raja Raja dulu Raja Raja Sumbawa menggunakan rumah adat dalam Loka ini sebagai pusat pemerintahan kerajaan dan sekaligus kediaman sang Raja. Oleh karena itu kalau kita datang ke rumah adat tersebut yaitu rumah adat dalam Loka maka tidak heran apabila terdapat 99 tiang yang ukurannya sangat besar yaitu tiang ini mempunyai makna dengan sebuah nama Asmaul Husna yaitu ada 99 jadi disesuaikan itu ada 99 tiang penyangga untuk menopang rumah adat dalam Loka ini. Adapun untuk bagian yang terdapat di dalam rumah dalam rumah adat dalam Loka ini diantaranya adalah Bagian ruang dalam letaknya ini ada di timur dan di tempat ini terdapat 4 ini terdapat 4 kamar yang disediakan khusus untuk para putri dan Putra Raja yang sudah berkeluarga atau sudah menikah. Dan untuk ruang dalam terletak di sebelah barat dan Utara di ruangan ini terdapat sebuah sekat yaitu sebuah kelambu yang menjadikan sekatnya dan sementara bagian barat difungsikan sebagai tempat untuk salat difungsikan sebagai tempat untuk salat sebagai tempat untuk salat sementara bagian utaranya dijadikan sebagai tempat tidur untuk para dayang dan permaisuri. Bagian yang ke-3 yaitu ada lunuk Mas tepatnya disebelah Lunyuk Agung ruangan ini dikhususkan Agung ruangan ini dikhususkan untuk para istri menteri dan tempat permaisuri sekaligus biasanya ruangan ini digunakan untuk upacara adat. Ruangan yang ke-4 ada Lunyuk Agung tepatnya di depan yang mana ruangan ini digunakan untuk musyawarah tempat pertemuan dan sebagai tempat resepsi pernikahan. ruangan sidang terletak di belakang balarea ruangan ini digunakan untuk tempat tidur sayang dayang dan sebagai tempat untuk sidang. Kamar mandi letaknya berada di luar ruangan induk. Bala Bulo ruangan ini digunakan untuk tempat bermain anak-anak sang raja. Di luar istana terdapat sebuah rumah Jamal kebun istana gapura dan juga lonceng istana. 2. Rumah adat Bale Rumah adat ini ini ini letaknya di Oujut Lombok Tengah di desa rembitan Dusun Sade. Rumah ini ini didiami oleh suku Sasak yang mana rumah Bali ini ini sangat dikeramatkan karena masyarakat sekitar meyakini bahwa apabila ada orang yang membuat rumah Bale namun tidak mengikuti aturan adat yang ada makan orang tersebut akan bernasib buruk ketika orang tersebut tinggal di rumah tersebut. 3. Rumah adat istana Sumbawa Rumah adat istana Sumbawa ini mulai dikembangkan oleh Kesultanan Muhammad Jalaludin Syah 3 rumah adat ini tepat berada di area Kota Sumbawa rumah ini didirikan sebagai tempat tinggal Sang Raja dan sekaligus untuk menyimpan barang-barang berharga atau bisa dikatakan dengan artefak kabupaten Sumbawa. 4. Rumah adat Bale Lumbung Rumah adat ini ini adalah rumah ada yang berasal dari suku Sasak yang mana memiliki bentuk yang unik rumah ini berbentuk panggung dan untuk bagian ujung atapnya melebar dan runcing. Adapun ketinggian antara lantai dengan tanah sekitar 1,5 sampai 2 meter bahkan ada yang sampai 3 meter. Rumah adat ini tak tak jauh beda dengan rumah adat yang lainnya memiliki tujuan yang sama yaitu bertujuan untuk menyimpan barang agar tidak banjir dan juga untuk menghindari serangan hama tikus dan hewan-hewan lainnya. 5. Rumah Adat Bale Jajar Rumah adat Bale Jajar adalah ah rumah adat dat eh suku Bali rumah ini memiliki satu serambi yang disebut dengan sesangkok dan juga dua delam Bale. Rumah ini ini lebih besar dan lebih luas daripada rumah Tani rumah ini juga digunakan sebagai untuk menyimpan makanan dan keperluan rumah tangga lainnya Adapun untuk rumah ini ini sudah dilengkapi sekenam dan di bagian depannya disediakan sebuah sekepat. 6. Rumah Adat Berugaq Sekenam Rumah adat berugaq sekenam adalah rumah adat yang keseluruhannya memiliki 6 penyangga tiang utama Ma dengan atapnya yang digunakan adalah ilalang bahkan rumah ini tidak menggunakan dinding dari tiang yang ada ada maka menjadikan rumah ini kokoh berdiri. Nah itulah tadi beberapa penjelasan atau uraian dari karakteristik keunikan suku yang ada di di provinsi Nusa Tenggara Barat semoga ulasan kali ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi teman-teman semua. Terima kasih sudah membaca artikel ini semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita jangan lupa baca juga artikel yang lainnya tentang budaya adat istiadat di Indonesia tetap di mediasiana.
Selaindi bali, suku ini juga tinggal di berbagai provinsi di indonesia, termasuk lampung, bengkulu, dan nusa tenggara barat akibat program transmigrasi. Keunikan suku bali dapat dijumpai dari segi bahasa kuno suku bali, kebudayaan dan sistem kekerabatan dan adat istiadat bali yang menjadikan suku bali dikenal baik oleh masyarakat di indonesia
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID 5auWeQrcPemWato369TNzBv0-R6npj02MYRS22wQLN65iS_HiiB2Rg== R8kMSo. 488 496 325 489 2 496 433 137 408

adat istiadat nusa tenggara barat