BerkasAhmad Rifai Arief.png. Potret K.H. Ahmad Rifa'i Arief yang diambil pada tanggal 25 Maret 1993. K.H. Ahmad Rifa'i Arief (30 Desember 1942 - 15 Juni 1997) adalah seorang kiai perintis dan pendiri Pondok Pesantren Daar el-Qolam, Pondok Pesantren La Tansa, Pondok Pesantren Sakinah La Lahwa, serta Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi/Sekolah Tinggi
Khutbah I اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُثَّةَ وَلَا أَعْضَاءَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَّالَاهُ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ وَمَنْ يَّتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَّه مَخْرَجًا، وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُه، اِنَّ اللهَ بَالِغُ اَمْرِه قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا سورة الطلاق ٢-٣. Maâsyiral muslimîn hafidhakumullâh, Ayat yang kami baca dalam mukadimah, maknanya adalah “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak ia sangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah menciptakan mewujudkan apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” QS ath-Thalaq 2-3. Saudara-saudara seiman, Imam Ahmad dalam Musnadnya dan al-Hakim dalam al-Mustadrak meriwayatkan dari sahabat Abu Dzarr radliyallahu anhu bahwa ia berkata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam suatu ketika mulai membacakan kepadaku ayat وَمَنْ يَّتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَّه مَخْرَجًا yang maknanya “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar” QS ath-Thalaq 2, hingga beliau selesai membacanya, kemudian bersabda يَا أَبَا ذَرٍّ، لَوْ أَنَّ النَّاسَ كُلَّهُمْ أَخَذُوْا بِهَا لَكَفَتْهُمْ Maknanya “Wahai Abu Dzarr, seandainya semua orang mengambil ayat ini sebagai pedoman, niscaya ia cukup bagi mereka. ” Abu Dzarr berkata Maka Rasulullah mulai membacanya dan mengulang-ulangnya. Maâsyiral muslimîn hafidhakumullâh, Sebagaimana kita tahu bahwa takwa adalah menjalankan seluruh kewajiban dan menjauhi semua perkara yang diharamkan. Telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas radliyallahu anhuma bahwa ia berkata وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يُنْجِهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ Maknanya “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menyelamatkannya di dunia dan akhirat. ” Jadi, hadirin sekalian, takwa adalah sebab munculnya jalan keluar dari berbagai macam kesulitan di dunia dan akhirat, sebab diperolehnya rezeki dan sebab diraihnya derajat yang tinggi. Sebaliknya perbuatan-perbuatan maksiat adalah sebab terhalangnya seseorang memperoleh jalan keluar, rezeki, dan derajat tinggi di dunia dan akhirat. Al-Hakim, Ibnu Hibban dan lainnya meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيْبُهُ Maknanya “Sesungguhnya seseorang akan terhalang dari suatu rezeki sebab dosa yang dilakukannya. ” HR al-Hakim, Ibnu Hibban dan lainnya. Sebagian ulama mengatakan “Perbuatan dosa akan menyebabkan seseorang terhalang dari berbagai macam nikmat di dunia, seperti kesehatan dan harta, atau hilangnya berkah dari hartanya, atau menyebabkan seseorang dikalahkan dan dikuasai oleh musuh-musuhnya. Dan terkadang seseorang melakukan sebuah dosa, maka jatuhlah kedudukan dan martabatnya dari hati banyak orang atau menyebabkan ia lupa terhadap ilmunya. Oleh karena itu, sebagian orang berkata Sungguh aku mengetahui siksa dan balasan atas dosaku dari perubahan keadaanku dan kawan-kawan yang menjauhiku. ” Maâsyiral muslimîn hafidhakumullâh, Dalam lanjutan ayat di atas, Allah menegaskan وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ Maknanya “Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya. ” Tawakal adalah bergantung kepada Allah semata dan mengandalkan-Nya dalam segala urusan, karena Allah subhanahu wa ta’ala adalah pencipta segala sesuatu, pencipta manfaat dan mudarat. Tidak ada yang mengenakan bahaya dan memberikan manfaat secara hakiki kecuali hanya Allah. Apabila seorang hamba telah meyakini hal itu dan memantapkan hatinya terhadapnya serta selalu mengingatnya, maka dia akan mengandalkan Allah dan berserah diri kepada-Nya dalam urusan rezeki dan segala urusan yang lain serta akan menjauhi kecenderungan berbuat maksiat, terutama ketika berada dalam kesulitan. Imam Ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim meriwayatkan dari Amirul Mukminin Umar bin al-Khaththab radliyallahu anhu bahwa ia berkata Aku mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُو خِمَاصًا، وَتَرُوحُ بِطَانًا Maknanya “Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian seperti Ia memberikan rezeki kepada burung. Burung-burung itu keluar di pagi hari dalam keadaan perut kosong dan kembali ke sarang-sarangnya dalam keadaan perut yang terisi penuh. ” HR Ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim. Maâsyiral muslimîn hafidhakumullâh, Tawakal tidaklah bertentangan dengan melakukan sebab, ikhtiar dan usaha. Dalam Shahih Ibnu Hibban diceritakan bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam Apakah aku melepas tidak mengikat untaku dan bertawakal kepada Allah?. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadanya اِعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ Maknanya “Ikatlah dan bertawakkal-lah kepada Allah. ” HR Ibnu Hibban. Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman meriwayatkan dari pimpinan para shufi, al-Junaid al-Baghdadi radliyallahu anhu bahwa ia berkata لَيْسَ التَّوَكُّلُ الْكَسْبَ، وَلَا تَرَكَ الْكَسْبِ، التَّوَكُّلُ شَيْءٌ فِي الْقُلُوبِ Maknanya “Tawakal bukanlah bekerja atau tidak bekerja, tawakal adalah sesuatu yang adanya di hati. ” Jadi inti dari tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah dan percaya penuh kepada-Nya disertai melakukan sebab, usaha dan ikhtiar. Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman mengutip perkataan seorang ulama yang menyatakan اكْتَسِبْ ظَاهِرًا وَتَوَكَّلْ بَاطِنًا، فَالْعَبْدُ مَعَ تَكَسُّبِهِ لَا يَكُونُ مُعْتَمِدًا عَلَى تَكَسُّبِهِ وَإِنَّمَا يَكُونُ اعْتِمَادُهُ فِي كِفَايَةِ أَمْرِهِ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ Maknanya “Bekerjalah secara lahiriah dan bertawakal-lah kepada Allah secara batin. Seorang hamba meskipun bekerja, ia tidaklah mengandalkan pekerjaannya, akan tetapi dalam hal tercukupinya segala urusan, ia hanya bergantung kepada Allah. ” Maâsyiral muslimîn hafidhakumullâh, Di bagian akhir dari ayat tersebut ditegaskan bahwa Allah telah menjadikan ajal bagi tiap-tiap sesuatu. Allah telah menakdirkan akhir dan ajal setiap sesuatu secara pasti sehingga tidak bisa dipercepat atau diundur. Seseorang yang mati karena dibunuh, orang yang mati sebab ditabrak mobil dan orang yang mati di atas kasurnya, masing-masing mati sesuai ajalnya, masing-masing meninggal dengan qadla` dan qadar Allah. Tidak ada seorang pun yang mati sebelum waktu yang telah Allah takdirkan baginya. Allah ta’ala berfirman فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ Maknanya “Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun” QS al A’raf 34. Allah ta’ala juga berfirman اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُرُوْجٍ مُّشَيَّدَةٍ Maknanya “Di mana pun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh” QS an-Nisa` 78. Demikian khutbah yang singkat ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. Khutbah II إِنَّ الْحَـمْدَ لِلٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَشْكُرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ، وَعَلٰى إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَرَضِيَ اللهُ عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَآلِ الْبَيْتِ الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًاﱠ سورة الأحزاب ٥٦، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ غَيْرَ ضٰالِّيْنَ وَلاَ مُضِلِّيْنَ، اَللّٰهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا وآمِنْ رَّوْعَاتِنَا وَاكْفِنَا مَا أَهَمَّنَا وَقِنَا شَرَّ ما نَتَخوَّفُ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبٰى ويَنْهٰى عَنِ الفَحْشٰاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur
ContohKhutbah Jum'at Basa Sunda AL-AMIN YOUNG GENERATIONS. Blog tentang informasi Tanya Jawab Agama, Olahraga, Akuntansi, Bacaan Sholat, Puisi, Pantun, Lintas Jabar, dan TV Online. About. Hartosna : saestuna jalma2 taqwa eta aya dina pirang2 patamanan surga sareng pirang2 sumber cai. Bari maranehna nyokot kani'matan anu dipaparinkeun
Ilustrasi khutbah jumat. Klik tombol Play untuk mendengarkan artikel - Khutbah Jumat bahasa Sunda sering kali dilakukan pada kajian atau ceramah di sejumlah daerah di Jawa Barat. Sama seperti khutbah pada bahasa Indonesia atau bahasa lainnya, khutbah bahasa Sunda juga bisa mengangkat ragam tema yang sesuai hadits dan Al-Qur'an. Baca Juga 3 Contoh Artikel Bahasa Sunda Beragam Tema, Lengkap! Adapun sejumlah contoh khutbah Jumat bahasa Sunda dirangkum dari NU Jabar yakni sebagai berikut. 1. Pangwales Amal di Akherat Para hadirin sadaya, Gusti Allah ngadamel sugrining mahluk-Na teh sajodo-sajodo. aya lalaki, aya awewe, aya beurang aya peuting, aya hirup aya maot, aya alam dunya pasti bakal aya alam aherat. Ayeuna urang aya di alam dunya, sakeudeung deui bakal nyorang alam aherat. Samemeh nyorang aherat, urang bakal nyorang maot asup ka alam kubur. Henteu aya anu dibantun ka alam kubur salian ti boeh sareng amal urang anu pangwalesanana bakal ngawitan karaos, ni'mat atawa siksaanana. Sarat mutlak geusan ngengingkeun kani'matan aherat nya eta maot ngabantun iman, nya eta nalika urang bade ngaleupaskeun nyawa teh ditungtungan ku maca Laa ilaaha illallah. Dawuhan Kanjeng Rasulullah SAW مَنْ كَانَ اَخِرُاكَالاَمِهِ لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ دَخَلَ الْجنَّةَ. Hartosna "Saha jalma anu ahir ucapanana maca Laa ilaaha illallah, tangtu bakal asup ka surga." Saparantos maot urang sadaya bakal nyorang alam kubur atawa alam barzakh. Di alam barzakh urang sadaya bakal kenging patarosan ti Malaikat Munkar jeung Nakir, dua Malaikat anu rupina pikasieuneun pisan. Sakur jalma anu tiasa ngajawab kana patarosanana, cirina bakal bagja di aheratna sarta terus bakal narima kani'matan kubur sawangsulna. Upamana henteu tiasa nga jawab, cirina bakal cilaka di aheratna sarta terus narima siksa kubur.
HadirinJama'ah Jum'at yang dirahmati Allah. Pada kesempatan khutbah Jum'at ini, setelah memuji kepada Allah SWT, bershalawat kepada Baginda Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, serta sahabatnya, saya mengajak kepada diri saya sendiri dan saudara-saudara sekalian, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. الحمد لله ربِّ العالمين والْعاقِبَةُ لِلْمُتَّقين ولا عُدْوانَ إلَّا عَلى الظَّالمِين وأشهد أنْ لا إله إلاالله وحده لا شريك له ربَّ الْعالمين وإلَهَ المُرْسلين وقَيُّوْمَ السَّمواتِ والأَرَضِين وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المبعوثُ بالكتابِ المُبين الفارِقِ بَيْنَ الهُدى والضَّلالِ والْغَيِّ والرَّشادِ والشَّكِّ وَالْيَقِين والصَّلاةُ والسَّلامُ عَلى حَبِيبِنا و شَفِيْعِنا مُحمَّدٍ سَيِّدِ المُرْسلين و إمامِ المهتَدين و قائِدِ المجاهدين وعلى آله وصحبه أجمعين فياأيها المسلمون أوصيكم وإياي بتقوى الله عز وجل والتَّمَسُّكِ بهذا الدِّين تَمَسُّكًا قَوِيًّا فقال الله تعالى في كتابه الكريم أعوذ بالله من الشيطان الرجيم يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ وقال الله تعالى إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ Para Hadirin sidang Jum’at Rahimakumullah. Ngalangkungan khutbah awal dina dinten Jumat iyeu Ari sadaya puji eta tetep kagungan Allah swt, anu parantos maparin taufik sareng hidayah kaurang sadaya piken ngalakonan kana pirang-pirang ibadah, sareng merenahkeun ka urang sadaya kana tata cara usaha anu sampurna. Urang sadaya nyaksi kana yen saestuna henteu aya deui pangeran anu wajib disembah anging Allah SWT, anu sahiji Dzatna bari henteu aya anu ngarencangan kamanteNa anu ngurus bumi sareng langit, Sareng Urang sadaya nyaksi kana yen saestunya kanjeng Nabi Muhammad. eta hamba sareng Rasul Allah anu dikuatan ku pirang-pirang ayat sareng pirang-pirang mu’jizat. Shalawat sinareng salam. Mugia salamina tetep di limpahkeun ka anjeuna, Jungjunan urang sadayana, kanjeng Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Oge ka kulawargina, ka para sahabatna sareng ka sadaya pengikutna dugikeun ka akhir zaman. Para Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah. Dina kasempatan Jumat iyeu, Kawajiban simkuring salaku khatib, nyaeta ngadugikeun wasiat taqwa. khususna ka diri pribadi, umumna kanggo hadirin, sareng kaum muslimin sadayana, Hayu urang sami-sami tingkatkeun kataqwaan ka Allah SWT kalayan kataqwaan anu sabener-benerna, sabab taqwa mangrupikeun hiji-hijina jalan kanggo ngahontal kabagjaan dunia sinareng الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan mata air-mata air, Dina ayat anu lainالَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu الْبُشْرَ‌ىٰ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَ‌ةِ ۚ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّـهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan dalam kehidupan} di akhirat. tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat janji-janji Allah. yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. QS. Yunus 62-64 Para Hadirin sidang Jum’at Rahimakumullah. Dinten iyeu Jumat anu katilu dina sasih Syawal 1439 H. Sababaraha dinten kalangkung, urang tos dikantunkeun ku hiji sasih anu Mulia, sasih anu pinuh ku Kaberkahan, sasih anu ngadidik ka urang ku rupi-rupi hikmah sareng pelajaran ngeunaan ikhlasna ibadah, nyaeta sasih Ramadhan. Kamuliaan sareng Kaberkahan sasih Ramadhan masih karaos ku urang sadayana dugikeun ka dinten iyeu. Kaberkahanana parantos maparinan mangpirang-pirang kasaean ka urang sadayana, sareng ka sadaya jalmi anu ngamuliakeunana. Kautamaan-kautamaan sasih Ramadhan henteu aya dina sasih anu lain, dina sahurna, dina puasana, dina shalatna, dina tadarusna, dina tarawehna, jeung amalan-amalan anu sanesna kacida pisan beda sareng bulan anu lain. Cicingna jalmi anu puasa sami sareng maca tasbih, bobona dinilai ibadah, satiap amal kasaean dilipat gandakeun pahalana, oge dikabulkeun satiap doa. Hiji bulan mulia anu can tangtu kasorang deui ku urang dina taun payun. Bahkan dina tuangna, dina leueutna, dina nyaringna, oge dina bobona karaos berkesan salami sasih Ramadhan, Mudah-mudahan urang sadayana ditepangkeun deui sareng sasih ramadhan dina taun payun. Amiin... Para Hadirin sidang Jum’at Rahimakumullah. Makna syawal teh nyaeta peningkatan, Sapertos eta sakedahna urang sebagai umat Islam meningkat dina sagala rupi sendi kehidupan, dina ibadahna jeung dina ketaqwaanana, saparantosna urang sadayana di asah ku ibadah ikhlas jeung ibadah puasa salami Ramadhan. Jeung diusahakeun supaya tetep istiqamah dina ngajalankeun parentah Allah dina sasih anu sanesnaفَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ Maka istiqamahlah kamu, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah bertaubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. QS. Huud 112 Bentuk sikap istiqamah iyeu nyaeta satiap amal kasaean anu dilakukeun secara terus-menerus sok sanaos أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah yang terus menerus kontinyu meskipun sedikit HR. Imam Bukhari sareng Imam Muslim Saparantosna urang sadayana dilatih ku rupa-rupa ibadah dina salami sasih Ramadhan, ngajaga shalat, nahan hawa nafsu, nahan lapar jeung haus, nahan syahwat, ngaluarkeun sedekah, ngaluarkeun zakat jeung infaq, oge ibadah-ibadah anu sanesna, mudah-mudahan kualitas diri urang, kualitas usaha jeung kualitas ibadah urang nambihan kuat kalayan istiqomah إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan "Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". QS. Fushilat 30 Kumargi kitu, hayu urang sami-sami, ngadorong diri urang masing-masing, ku tetep mertahankeun kabiasaan ibadah anu biasana dilaksanakeun salami sasih Ramadhan, oge tetep dilaksanakeun dina sasih syawal sareng sasih sanesna. Saperti ibadah shalatna, tilawah qur'an, infaq, sedekah, puasa sunnah, oge ibadah-ibadah lainna tetep istiqamah dina sasih syawal jeung sasih anu sanesna. Nyakitu deui dina nila-nilai kaimanan anu tumbuh kuat nalika sasih ramadhan, urang henteu galideur kusabab lapar, henteu galideur kusabab haus, henteu galideur kusabab cape, henteu sieun ku kakurangan rejeki, urang bener-bener pasrah ka Allah bari tetep ngalaksanakeun ibadah kalayan ikhlas. Para Hadirin sidang Jum’at Rahimakumullah. Dina sasih Syawal aya hiji ibadah anu kacida dianjurkeun ku Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam nyaeta puasa syawal salami 6 dinten, anu mana puasa syawal iyeu kacida ageung ganjaranana, sahingga Allah maparinan ganjaran saperti puasa salami sataun ka jalma anu ngalaksanakeunana. Sakumaha dawuhan صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun. HR. Muslim Sababaraha pendapat ti para ulama ngajelaskeun yen puasa syawal teh tiasa di lakukeun secara berurutan, tiasa oge henteu berurutan, sareng henteu nyebatkeun kautamaanana dinten kahiji, dinten kadua, sareng dinten saterasna. Sedengkeun menurut pendapatna para ulama ti Madzhab Imam Syafi'i sareng Imam Hanafi, berpendapat yen puasa syawal teh lebih utama dilaksanakeun secara berurutan ti mulai kaping 2 dugikeun ka kaping 7 dina sasih syawal. Dua pendapat iyeu tiasa ku urang dicandak salah sahijina sebagai rujukan, dimana urang bade ngalaksanakeun puasa syawal secara berurutan atanapi putus-putus, kumargi dua-duana sami pendapat para ulama anu tangtosna ngadugikeun pendapat disarengan ku elmuna. Para Hadirin sidang Jum’at Rahimakumullah. Pekan iyeu urang sadayana sareng sabagian masarakat Indonesia parantos sasarengan ngalaksanakeun salah sahiji syarat hidup bersosial nyaeta milih saurang pamingpin. Dina syariat Islam, milih pamingpin mangrupikeun kawajiban anu kedah aya dina satiap zaman, oge satiap kelompok. Dawuhan Rasulullah “Jika ada dua orang diantara kamu bepergian ke suatu tempat, maka hendaklah salah seorangnya menjadi pemimpin”. Hadits iyeu ngandung harti yen saurang pamingpin mutlak diperlukeun dina satiap kelompok atanapi komunitas, sok sanajan eta kelompok teh skala kecil, maka ulah aya hiji zaman dimana sekelompok masyarakat anu teu ngabogaan pamingpin. Dina sejarah kahirupan manusa oge kitu, semenjak Nabi Adam di turunkeun ka bumi dugikeun ka zaman ayeuna, hampir henteu aya hiji zaman anu kosong tina pamingpin Nyakitu deui dina sejarah Islam, saparantosna Kangjeng Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam wafat, masalah anu pertama dibahas ku para sahabat nyaeta ngangkat saurang pamingpin, maka saparantosna dilaksanakeun musyawarah secara alot, dipilihlah sahabat senior nyaeta sayyidina Abu Bakar Shiddiq sebagai khalifah pertama anu ngagentoskeun nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, nyakitu deui saparantosna sayyidina Abu Bakar wafat, digentoskeun ku sayyidina Umar bin Khaththab, digentoskeun deui ku Sayyidina Utsman bin 'Affan, di gentoskeun deui ku Sayyidina 'Ali bin Abi Thalib, nyakitu deui saterasna sahabat-sahabat anu sanes Hadirin Sidang Jum’at yang Dimuliakan Allah. Milih saurang pamingpin mangrupikeun bai'at atawa perjanjian, dimana urang siap tunduk jeung patuh kana sagala rupa aturan jeung kebijakan anu bakal di terapkeun ku pamingpin anu dipilih ku urang, maka dina hal iyeu kawajiban urang sebagai pemilih mengenal jeung memahami sifat jeung tabiat anu dipilih ku اٰمَنُوْااَطِيْعُوااللهَ وَاَطِيْعُواالرَّسُوْلَ وَاُوْلىِ اْلأَمْرِمِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فىِ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلىَ اللهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْكُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِااللهِ وَالْيَوْمِ اْلاٰخِرِ ذٰالِكَ خَيْرٌوَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلاً “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan pemimpin di antara kamu. Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu maka kembalilah atau selesaikanlah berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.” QS. An-Nisa 59. Sifat jeung tabi'at utama anu perlu ku urang di pertimbangkeun keur saurang pamingpin nyaeta ditingali dina kaimanan jeung katakwaanana, jeung ulah sakali-kali urang milih pamingpin anu fasad, munafik, musyrik, jeung komo deui anu henteu ngabela kana agama Islam. Dawuhan Allahيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاء “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia.” QS. Al Mumtahanah 1 Dina ayat anu sanesnaكُنْتُمْ خَيْرُاُمَّةٌ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِاْلمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ اْلمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ “Kamu adalah ummat terbaik bagi manusia. Karena kamu mengajak orang lain untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan mungkar dan beriman kepada Allah”. Ibn umar berkata saya telah mendengar rasulullah saw bersabda setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tanggungjawab dan tugasnya. Bahkan seorang pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya diminta pertanggungan jawab darihal hal yang dipimpinnya. buchary, muslim Hadirin Sidang Jum’at yang Dimuliakan Allah. Selain bertaqwa pemimpin oge kedah jujur jeung amanah. Pamingpin bisa disebut jujur jeung amanah dimana eta pamingpin bisa mere kaamanan jeung kasejahteraan ka rakyatna. mudah-mudahan dina taun salajengna masyarakat Bandung barat khususna oge umuna masyarakat Jawa barat, sareng sadayana rakyat Indonesia ngabogaan pamingpin anu jujur, anu shaleh, anu takwa, anu amanah anu leuwih hade jeung leuwih lurus hatena, sahingga masyarakat jeung nagara leuwih sejahtera jeung aman. Aamiin...بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ , وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم KHUTBAH KEDUA الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا .الأحزاب 70، 71 اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاً طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ Bacajuga: Khutbah Jawa: Tiang Ingkang Ketipu. Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Bahasa Jawa: Rezekine Tiang Iman lan Takwa". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop ). Semoga bermanfaat!
Ku KH Moch. Anwar Khutbah I السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ،، اَلْحَمْدُلِلهِ الَّذِي خَلَقَنَابِاَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ،وَهَدَانَااِلَى صِرَاطِهِ الْمُسْتَقِيْمِ،وَااِلَى دِيْنِهِ الْقَدِيْمِ. اَشْهَدُاَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ،وَاَشْهَدُاَنَّ مُحَمَّدَارَسُوْاللهِ الصَّادِقُ وَاُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِخَلْقِ اللهِ فِى اْلاَوَّلِيْنَ وَاْلاَخِرِيْنَ مُحَمَّدِبْنِ عَبْدِاللهِ الدَاعِى اِلَى سَبِيْلِ الْمُهْتَدِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْااَنْفُسَهُمْ لَيَدْخُلُوْافِى جُمْرَةِالْمُفْلِهِنَ،فَيَااَيُّهَاالنَّاسُ اتَّقُ االلهَ فِى جَمِيْعِ الْحَالاَتِ وَالْحَرَكَاتِ وَزَيِّنُوااَنْفُسَكُمْ بِالصِفَاتِ الْمَهْمُوْدَاتِ وَاتْرُكُوْاالْفَاحِشَاتِ وَالْمَعْصِيَاتِ. اَعُوْذُبِاللهِ مِنَالشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. قَدْافْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ1 اَلَّذِيْنَ هُمْ فِصَلاَتِهِمْ خَسِعُوْنَ2وَالّذِيْنَ هُم عَنِ الَّلغْوِمُعْرِضُوْنَ,وَالَّذِيْنَ هُم لِلزَّكَاةِفَاعِلُوْنَ3 المؤمنون1-3 Para hadirin sadaya, Sadaya puja sareng puji disanggakeun ka Gusti Allah anu parantos ngadamel manusa ku pangsaena adegan sarta pangkumplitna parabot hirupna, nya eta anggahota anu rupa-rupa gunana serta di pasihan akal serta mikir dina ngatur hirup kumbuhna, beda sareng mahluk-mahluk sanesna. Kumargi kitu, manusa the pangmulya-mulyana mahluk Allah lamun maranehnana tiasa ngamangpaatkeun eta parabot nhirupna mahluk anu panghina-hinana, langkung hina tibatan sato. Pidawuh Allah وَلَقَدْكَرَمْنَابَنِ اَدَمَ وَحَمَلنَهُمْ فِى الْبَرِّوَاالْبَحْرِوَرَزَقْنَهُمْ مِّنَ الطَيْبَتِ وَفَضَّلْنَهُمْ عَلَى كَشِيْرٍمِّمَّنْ خَلَقْنَاتَفْضِيْلاً. Hartosna “Jeung satemen-temena kaula geus ngamulyakeun ka anak incu Nabi Adam. Kaula geus ngangkut maranehanana di daratan make tutumpakan jeung lautan make parahu atawa kapal. Kaula geus mere rejeki anu aralus/ngareunah ka maranehanana jeung kaula geus ngalewihkeun ka maranehanana anu sampurna pisan, anu ngalewihan ti kalolobaan mahluk kaula.” Al-Isro70. Sareng dawuhanana وَلَقَدْذَرَأَنَالجِهَنَّمَ كَشِيْرًامِّنَ الْجِنِّ وَاْلاِنْسِ لَهُمْ قُلُوْبٌ لاَّيَفْقَهُوْن بِهَاوَلَهُمْ اَعْيُنٌ لاَيُبْصِرُوْنَ بِهَاوَلَهُمْ اَذَانٌ لاَّيَسْمَعُوْنَ بِهَااُلَئِكَ كَاْلاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ وَاُلَئِكَ هُمُ اْلغَفِلُوْنَالاعراف .179 Hartosna “jeung demi satemenna kaula geus nyieun pikeun eusi Naraka Jahanam the nyaeta ti kalolobaan jin jeung manusa anu maranehanana ngabarogaan hate tapi heunteu dipake ngahartikeun kana ayat-ayat allah, maranehanana ngabogaan panon tapi henteu dipkae nempo kana tanda-tanda kakawasaan Allah, maranehanana ngabogaan ceuli tapi henteu diparake ngadengekeun kana ayat-ayat Allah. Ka Ayaan maranehanana teh lir ibarat sato hewan, tapi hakekatnamah leuwih ngaco ti batan sato. Maranehanana jalma-jalma anu mopohokeun atawa anu ngalalaworakeun kana parentah Allah. Al-A’rof 179. Para hadirin sadaya, Peryogi di perhatoskeun, yen 1. Calon ahli naraka teh ti sarebu urang aya 999 urang 2. Jalma anu jahat leuwih bahaya ti batan sato. Hal ieu tiasa dibuktikeun dina kajadian sadidinteun anu tumiba ka sapalihna jalma anu jahat, anu ingkar kana hukum Allah. Mangpirang-pirang jalma anu carilaka, anu sangsara ku lampahna sorangan, kadang kala maotna oge tara aya anu ngurus. Malah masyarakat aratoheun ku maotna. Tapi sato hewan anu galak, terus dipeuncit, aya keneh manfaatna, boh dagingna, kulitna jeung sajabana ti eta. Para hadirin sadaya, Sangkan manusa tiasa tetep aya dina kamulyaan boh di dunya sumawona di aherat, Gusti Allah kalawan rohmat-na anu agung parantos masihan pituduh kieu لَيْسَ الْبِرَّاَنْ تُوَلُّوْاوُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّمَنْ اَمَنَ بِاللهِ وَاليَوْمِ اْلاَخِرِوَالْمَلَئِكَةِوَالْكِتَبِ وَالنَّبِيِّنَ وَاَتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِى الْقُرْبَ وَالْيَتَمَى وَالْمَسَكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِ،وَالْمَسَّائِلِيْنَ وَفِى الرِّقَابْ،وَاَقاَمَ الصَّلَوةَوَاَتَى اَتَى اَلزَّكَوةَوَالْمُوفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَاعَهَدُوْا،وَالصَّبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاءِوَالضَّرَّاءِوَحِيْنَ الْبَأْسِ،اُوْلَئِكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا،وَاُوْلَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ.البقرة177 Hartosna “henteu hade pagawean maraneh sakapeung nyanghareupan beungeut jiwa maraneh ka beulah weta jeung sakapeung ka kulon, tapi anu hade mah nyaeta kalakuan jalma mu’min ka Allah jeung ka poe Ahir jeung Malaikat jeung kana Kitab jeung ka para Nabi Allah jeung sok daek nyideukahkeun harta bandana sanajan maranehanana oge reusepeun lebareun, ka karabatna, ka barudak yatim, ka pakir miskin ka barudak anu keur nyaraba, ka nu baramaen jeung ka abid anu mayar nyicil ka dununganana jeung sok ngalobakeun solat, ngaluarkeun zakat jeung nu sok nyumponan kana janjina dimana manehanana jarangji jeung anu salabar nalika meunang kasusah atawa kamiskinan, nalika gering jeung keur nalika perang campuh. Tah anu karitu the jalma-jalma tarakwa ka Allah.” Para hadirin sadaya, Perlu diemutkeun yen ku ayana percaya kana ayana Allah sareng sipat-sipat kasampurnaannana, urang bakal tiasa 1. Ngagaduhan jiwa anu kuat, tabah mayunan sagala rupa kajadian, sarta katenangan anu memang pohara pentingna pikeun hirup di dunya teh. Umpama jalma jiwana henteu tenang, pikiranna kalang kabut, padamelanana oge moal beres. Bandanna gampil kaserang panyakit jeung sajabina. 2. Cahaya hate anu caang ku nur ilahi anu bakal ngajurung kana katakwaan ka Allah swt. Serta salamina kenging panangtayungan ti mantenna sareng rea-rea deui. Ku ayana iman kana poe aherat, hartina bakal aya pangwales kana sadaya amal urang, tinangtu mangrupikeun panahan napsu anu angkara murka, sadaya tingkah laku urang tiasa tambih sae, moal wanton jail kaniaya, atawa ngarogahala ka papada manusa, malah ka sasatoan oge wantun nyiksa, malah timbul rasa nyaah. Tah kitu hikmahna iman kana poe aherat. Sareng dawuhana-Na قَدْافْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ. اَلَّذِيْنَ هُمْ فِصَلاَتِهِممْ خَسِعُوْنَ. وَالّذِيْنَ هُم عَنِ الَّلغْوِمُعْرِضُوْنَ,وَالَّذِيْنَ هُم هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَفِضضٌوْنَ. اِلاَّعَلَى اَزْوَاجِهِمْ اَوْمَامَلَكَتْ اَيْمَانٌهُمْ فَاِنَّهُمْ غَيْرُمَلُوْمِيْنَ.المؤ منون1-6 Hartosna Satemenna bakal baragja jalma-jalma mu’min. nyaeta jelema-jelema anu solatna harusu. Jeung jelema anus ok ngaralieus tina pagawean anu henteu aya gunana. Jeung jelema-jelema kana zakatna sok marigawe. Jeung jelema-jelema sok ngaraksa fajina tina zinah, anging ka pamajikannana atawa ka amatna tah eta mah henteu dicela.” Para hadirin sadaya, Ieu dawuhan Allah teh ngandung arti, yen sangkan meunang kabagjaan kudu iman bener-bener ihlas ka Allah henteu kacampuran ku musrik serta dibarengan ku amal soleh. araria maloleh the aya anu patali jeung batin, aya anu patali jeung lahir. Anu tumali jeung batinhate, ku cara ngaberesihan jiwa tina rupa-rupa kokotor, saperti kadedemes kana harta banda, gumede, pupujieun, dengki ka batur, telenges ka batur, ujub riya, medit, ngunek-ngunek jeung sipat anu goring sejenna jeung kudu ngeusian jiwana ku sipat-sipat ka utamaan, saperti ngalobakeun dikir eling ka Allah, sukur kana ni’mat, sabar kana musibat, tawekal, ihlas beramal, isin ku Allah, ngarep-ngarep rohmat Allah, handap asor, nyaahan, welas asih, berehan, mikacinta ka Allah ka Rosulullah jeung sajaba ti eta sakumaha anu diterangkeun dina kitab tasawuf. Anu tumali jeung pagawean lahir, kanyaning; ngaberesihan badan, tina najis, atawa hadas, ngalakonan rukun islam anu lima perkara, ngurus mayit, sidekah, tulung-tinulung ka sasama mahluk Allah, neangan harta anu halal, amar ma’ruf nahyil-munkar, miara budak yatim, ngamumule tempat ibadah, tempat pangajian, ngadidik kulawarga jeung tatangga, ngabela kapentingan jeung kamaslahatan umum, ngabarantas kamungkaran saperti palacuran, pamaenan, pamabokan jeung kakacowan, taat ka indung-bapana dina hal-hal anu henteu pasalia jeung pangaturan agama jeung sajaba ti eta sakumaha anu di terangkeun dina ajaran islam anu pohara kumplitna tingal ngajina bae. Mugi-mugi gusti Allah masihan topek sareng hidayah-na ka urang sadayana sangkan urang tiasa ngamalkeun leres-leres kana hukum-hukum Allah. Aaamiiin! جَعَلْنااللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْفَائِزِيْنَاْلاَمِنِيْنَ وَاَدْخَلَنَاوَاِيَّاكٌمْ فِيْ زُمْرَةِالْمُوَحِّدِيْنَ،بَرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمْ وَتَقَبَّلَ مِنِّ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ انَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَبّ اغْفِروَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ اَمِيْنَ يَارَبَّ الْعَالَميْنَ وَيَامُجِيْبُ السَّائِلِيْنَ. Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ اْلقُرْآنِ الْكَرِيْمِ يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ، وَقاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلَى ذلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
JAKARTA Khutbah Jumat Bahasa Sunda membahas tentang harta yang membuat kita bahagia dan mulia. Harta dan kekayaan yang dimiliki seseorang pada hakikatnya adalah titipan Allah yang akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Jika harta itu dipergunakan untuk kebaikan yakni berinfak, sedekah dan menunaikan zakat maka harta itu akan
Khutbah I الحمدُ لله الّذِي خَلَقَ الخَلْقَ لِعِبَادَتِهِ، وَأَمْرُهُمْ بِتَوْحِيْدِهِ وَطَاعَتِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَكْمَلُ الخَلْقِ عُبُودِيَّةً للهِ، وَأَعْظَمَهُمْ طَاعَةً لَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبهِ. اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أعوذ بالله من الشيطان الرجيم وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا Jamaah sholat Jum'ah anu mulya Mindeng pisan urang nguping nalika Romadhon datang para da'i atawa ustadz ngingetan umat Islam yén puasa wajib dilakukeun kalawan tujuan supaya urang jadi pribadi anu takwa. Naséhat ieu diulang-ulang ti hiji ceramah ka ceramah séjén, bahkan saméméh Romadhon cunduk. Rujukana jelas, nyaéta Surat Al-Baqoroh ayat 183, anu unggelna يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ "Yeuh jalma-jalma anu ariman, diwajibkeun ka aranjeun puasa sakumha diwajibkeun ka jalma-jalma saméméh aranjeun malahmandar aranjeun takwa.” Naon harti takwa téh? Para ulama sacara umum ngahartikeun “ngalaksanakeun paréntah Alloh jeung ngajauhan larangan-larangan-Na”. Mindeng pisan publik narima definisi éta cukup sakitu. Jarang umat Islam nyuprih katerangan rinci soal definisi ieu, ngahayatina, terus ngamalkeun sakumaha mistina. Jamaah sholat jum’ah hafidhokumulloh Definisi anu umum dipahami publik éta mémang henteu kaliru, tapi lain berarti sampurna. Pangartian ieu masih didominasi ku kacenderungan ngaronjatna ibadah ritual wungkul. Segi ma'siat ogé saolah-olah diidentikkeun jeung pagawéan lahiriah samata. Padahal, dina diri manusa aya dua hal anu kudu diperhatikeun, nyaéta dimensi dhohir jeung dimensi bathin. Ku sabab kitu urang perlu ngarujuk kana definisi takwa sakumaha dijelaskeun Sayyid Al Bakri bin Sayyid Muhammad Syatho Ad Dimyathi dina kitab Kifayatul Atqiya’ wa Minhajul Ashfiya’. Anjeuna nyaurkeun yén takwa téh عِبَارَةٌ عَنِ امْتِثَالِ أَوَامِرِ اللهِ، وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ ظَاهِرًا وبَاطِنًا، مَعَ اسْتِشْعَارِ التَّعْظِيْمِ لِلهِ، الهَيْبَة وَالخَشْيَة وَالرَّهْبَة مِنَ الله "Takwa nyaéta istilah anu ngacu kana dilaksanakeunna paréntah-paréntah Alloh jeung dijauhanna larangan-larangan-Na sacara dhohir jeung bathin, dibarengan ku ikhtiar ngarasakeun kaagungan Alloh, ajrih ogé sieun ku Alloh.” Jamaah sholat jum’ah hadâkumulloh ​​​​​​​ Paling henteu aya opat rukun takwa anu kudu dipibanda jeung dilaksanakeun ku urang sadaya sangkan bisa ngahontal darajat muttakin sajati Kahiji élmu, kadua amal, katilu ikhlas jeung kaopatna al akhlak al karimah. Élmu wungkul percumah upama teu diamalkeun, pon kitu sanajan élmu dibarengan amal ogé euweuh hartina lamun teu ikhlas. Élmu diamalkeun bari dibarengan ikhlas ogé masih can nepi kana takwa anu sajati upama teu ngabuah al akhlak al karimah, sabab justru kangjeng Rosul diutus ka muka bumi ieu ogé pikeun nyampurnakeun akhlak anu hadé. Pidawuh Nabi إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ "Saéstuna kami diutus téh wungkul pikeun nyampurnakeun sahadé-hadéna akhlak". HR. Al-Baehaki. Mudah-mudahan ku ngalaksanakeun kawajiban puasa ieu urang bener-bener bisa ngahontal katakwaan ka Alloh SWT ku jalan ngalaksanakeun opat rukun takwa tadi, nyaéta élmu, amal, ikhlas sarta ngabuah akhlak anu hadé. Aamin yaa robbal 'aalamiin. بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ KH Ucu Saeful Aziz, Ketua LDNU Kabupaten Pangandaran
Edit Pesan Rosulullah Tentang Taqwa ( Versi basa SUNDA ), khutbah jumat kali ini akan menggunakan basa Sunda, bagi yang membutuhkan silahkan di ambil, tapi sebelum di ambil coba baca dan hayati isi dari kandungan khutbah jumat ini, karena apa ? , karena supaya jadi ilmu yang bermanfaat bagi kita khususnya yang menulis umumnya bagi siapa saja
- Naskah khutbah jumat berbahasa sunda edisi syawal dengan tema saatnya membuktikan ketaqwaan. Taqwa adalah salah satu derajat yang akan dimiliki oleh seseorang yang ibadah puasanya selama 1 bulan penuh diterima oleh Allah SWT. Ibadah dikatakan diterima apabila ibadah yang biasa dilakukan selama ramadhan, berlanjut terus ketika ramadhan telah usai. Di bulan syawal ini mari kita lanjutkan kebiasaan baik yang telah dilaksankan selama bulan ramadhan. Berikut Khutbah Jumat berbahasa sunda dengan tema Saatnya membuktikan ketaqwaan Baca Juga Khutbah Jumat Bahasa Madura Edisi Syawal Saatnya Membuktikan Ketaqwaan WAKTUNA PIKEUN NGABUKTIKEUN KATAKWAAN KHUTBAH KAHIJIإنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَامَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ اللهُ تَعَالَى أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ ادْخُلُواْ فِي السِّلْمِ كَآفَّةً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌQS Al-Baqoroh [2] 208Alhamdulillah, sagala puji sinareng sukur sumangga urang sanggakeun ka Alloh subhanahu wa ta’ala, Pangéran samesta alam, anu masih kénéh maparin ka urang sadaya kasempetan terus nambahan amal sholéh pikeun bekel kahirupan akhérat anu langgeng. Baca Juga Khutbah Jumat Terakhir Ramadhan 1443H/2022 M Muhasabah dan Evaluasi Capaian Ibadah Selama RamadhanSholawat miwah salam kawilujengan mugia salamina dilimpahkeun ka sayyidu al-anbiyâ wa al-mursalîn, Rosululloh Muhammad shollallohu alaihi wa sallam, sareng kulawargina, shohabatna, ogé sadaya umatna anu salawasna ta’at kana risalahna, sarta terus berjoang satékah polah pikeun nerapkeun ogé nyebarkeun Islam ka sakuliah dunya dugika ahir jama’ah jum’ah rohimakumulloh,Némbé pisan urang sadaya suka bungah ngarayakeun Idul Fitri 1443 H. Romadlon parantos lekasan. Sakuduna, lahir mangjuta-juta umat Islam anu beuki ningkat katakwaanana ka Alloh subhanahu wa ta’ala, sakumaha dawuhan Mantenna dina QS. Al-Baqoroh 183يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿١٨٣﴾ “Yeuh jalma-jalma anu ariman, diwajibkeun ka aranjeun puasa sakumaha geus diwajibkeun ka jalma-jalma saméméh aranjeun supaya aranjeun jadi jalma anu takwa”.Naon anu disebut taqwa téh? Kecap taqwa asalna tina kecap waqâ, anu hartina ngaraksa. Nyaéta, pikeun ngaraksa diri tina murka sarta azab Alloh subhanahu wa ta’ala. Carana nyaéta ku ngajalankeun paréntah Alloh subhanahu wa ta’ala sarta ngajauhan sagala cegahana-Na. Éta téh harti hakiki naha urang bener-bener geus ngajadi jalma anu takwa? Pikeun ngabuktikeunana, hayu urang tingali kumaha sikep jeung kata’atan urang kana sagala rupa paréntah jeung cegahan Alloh subhanahu wa ta’ala. Baca Juga Khutbah Idul Fitri 5 Pelajaran Dari Bulan RamadhanContona, nalika Alloh subhanahu wa ta’ala maréntahkeun puasa, alhamdulillah, urang geus mampuh na’atan jeung ngamalkeun éta kumaha sikep jeung kata’atan urang kana paréntah Alloh subhanahu wa ta’ala anu séjén, saperti kawajiban anu geus disebutkeun dina QS. Al-Baqoroh 178يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى ﴿١٧٨﴾Yeuh jalma-jalma anu ariman, diwajibkeun keur aranjeun qishosh ngeunaan jeung jalma-jalma anu dipaéhan,.. Sakali deui, kumaha sikep urang kana hal ieu? Naha urang siap pikeun na’atanana? Atawa, justru ngapilainkeun sarta teu paduli kana éta kawajiban? Padahal hikmah tina diwajibkeunna qishosh ogé sarua jeung pangamalan puasa, nyaéta supaya urang jadi jalma anu فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَاْ أُولِيْ الأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿١٧٩﴾“Jeung pikeun anjeun dina qishosh téh aya jaminan kalangsungan kahirupan keur anjeun, yeuh jalma-jalma anu boga akal, supaya anjeun takwa”. QS Al Baqoroh 179Hadirin jama’ah jum’ah rohimakumulloh, Baca Juga Khutbah Jumat Akhir Ramadhan Pesan Penting di Akhir RamadhanNalika Alloh subhanahu wa ta’ala ngaharamkeun riba, naha urang geus bener-bener ninggalkeunana? Alloh subhanahu wa ta’ala parantos ngadawuh dina QS. Al-Baqoroh 275 وَأَحَلَّ اللّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا ﴿٢٧٥﴾“..padahal Alloh geus ngahalalkeun jual beuli jeung ngaharamkeun riba”. Bunga anu ayeuna ditarik dina satiap transaksi hutang-pihutang téh salahsahiji jinis riba, sakumaha dawuhan Rosul shollallohu alaihi wa sallamكُلُّ قَرْضٍ جَرَّ مَنْفَعَةً فَهُوَ رِبَا بغية الحارث - ج 1 / ص 142“Satiap hutang-pihutang anu ngahasilkeun mangpaat nyaéta riba”. Sakali deui, naha urang bener-bener geus ninggalkeun teu maliré cegahan Alloh subhanahu wa ta’ala éta?Hadirin jama’ah jum’ah rohimakumulloh,Éta téh saeutik conto paréntah jeung cegahan ti Alloh subhanahu wa ta’ala. Jujur baé, ayeuna urang nyaksian masih loba kénéh paréntah Alloh subhanahu wa ta’ala anu acan diamalkeun. Loba pisan cegahan Alloh anu malahan dirumpak, utamana syaré’at Islam anu aya patula-patalina jeung pangaturan kahirupan masyarakat jeung nagara, naha dina widang pamaréntahan, ékonomi, sosial, hukum pidana, pendidikan, pulitik luar negeri, jeung anu liana. Baca Juga Khutbah Jumat Singkat - Sifat Yahudi dalam al-QuranAcan diamalkeuna syaré’at Islam kalawan sagemblengna kaffah dina kahirupan urang sadaya ieu pisan anu jadi panyabab kahirupan kaom Muslimin wanci kiwari jadi runtag, dijajah, ancur, sarta ditindes. Dulur-dulur urang di Palestina, Syiria, Iraq, Xinjiang, Rohingya, Thailand Selatan, Filipina Selatan, jeung séjén-séjéna, tunggara taya wateswangena. Di Indonesia, kahirupan téh beuki beurat. Harga-harga kabutuhan poko nérékél naék. Pendidikan mahal tapi kwalitasna goréng. Kakayaan alam urang dikeduk jeung dikuras tepika korédas ku korporasi-korporasi asing jeung lokal. Kaséhatan beuki mahal. Gaulna pamuda jeung pamudina beuki ruksak, korupsi beuki mahabu, karuksakan lingkungan beuki meuweuh, jeung sajabana. Masalah poko runtagna ieu umat nyaéta kusabab umat Islam geus loba ngabalieur tina aturan Alloh subhanahu wa ta’ala atawa ngabalieur tina Al-Qur’an. Kaayaan ieu téh geus diterangkeun ku Alloh subhanahu wa ta’ala dina QS Thoha 124وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى ﴿١٢٤﴾“Singsaha baé anu ngabalieur tina paringetan Kuala mangka saéstuna pikeun manéhna kahirupan anu rupek jeung Kaula bakal ngumpulkeun manéhna dina Poé Kiyamah jaga dina kaayaan lolong…”.Jeung anu kacida ngahariwangkeun, Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam ngagambarkeun yén satiap panyimpangan tina syaré’at Islam bakal nyababkeun turuna azab ti Alloh subhanahu wa ta’ ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِي قَرْيَةٍ ، فَقَدْ أَحَلُّوا بِأَنْفُسِهِمْ عَذابِ اللهِ“Lamun zina jeung riba geus nembrak di hiji nagri, éstu pangeusi éta nagri geus ngahalalkeun ka Alloh pikeun nurunkeun adzab pikeun maranéhna” HR. Al-Hakim.Hadirin jama’ah jum’ah rohimakumulloh,Kumargi kitu, hayu urang jadikeun bulan Syawwal ieu jadi moméntum pikeun ngabuktikeun diri, yén urang téh nyaéta umat anu pantes jeung boga hak pikeun disebut umat anu takwa di payuneun Alloh subhanahu wa ta’ala. Nyaéta umat anu siap ngalakukeun perjoangan agung sahingga ngawujud parobahan dunya. Baca Juga Al Baqarah ayat 17 Tadabbur Singkat, Allah Membiarkan Orang Munafik Dalam KegelapanNyaéta, perjoangan pikeun ngarobah kaayaan dunya anu saméméhna jauh tina aturan Islam, robah kana kaayaan anu tunduk jeung patuh kana aturan Alloh subhanahu wa ta’ala. Ieu téh parobahan agung dunya nuju diterapkeunana syaré’at Islam kalawan kaffah, sakumaha anu dipikahoyong ku Alloh subhanahu wa ta’ala. Sanésna Alloh ngadawuh dina QS. Al-Baqoroh 208?يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ ادْخُلُواْ فِي السِّلْمِ كَآفَّةً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ﴿٢٠٨﴾“Yeuh jalma-jalma anu ariman, prak geura arasup aranjeun kana Islam kalawan sagemblengna, jeung ulah aranjeun nuturkeun kana léngkah-léngkahna syétan. Saéstuna syétan téh nyaéta musuh anu nyata pikeun aranjeun”.بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمKHUTBAH II Baca Juga Al Baqarah ayat 17 Tadabbur Singkat, Hilangnya Cahaya Orang Munafikاَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًاأَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَاَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
XffiE9. 144 469 459 267 432 386 156 104 341

khutbah jumat bahasa sunda tentang taqwa